MISTERI HILAL CAKUNG RAMADHAN 1433H

Binamasyarakat: secara hisab, masuknya ramadhan 1433 di Indonesia  terjadi perselisihan antara yang bermadzhab wujud hilal  (muhammadiyah) di satu pihak  dan  imkan rukyah hilal (pemerintah) serta rukyah bil-fi’li (ormas lain seperti NU) di pihak lain. Yang pertama menetapkan hari jumat sebagai awal Ramadhan karena menurut hitungannya “bulan baru” sudah lahir meski di bawah dua derajat yang itu  mustahil terlihat (menurut sejarah ilmu falak tentang hilal). Sedangkan pihak kedua memutuskan awal ramadhan adalah sabtu karena nabi shallahu alaihi wasallah memerintahkan agar kita berpuasa karena melihat hilal, yang hal ini mustahil dilaksanakan di hari kamis saat matahari terbenam, maka harus puasa hari sabtu.

Pada kamis sore diwaktu yang dianggap mustahil hilal yang dibawah dua derajat itu terlihat ada yang mengaku melihat di cakung, namun ternyata kesaksian itu ditolak oleh pemerintah Republik Indonesia karena kesaksian rukyatnya tidak meyakinkan dan pemerintah memutuskan puasa jatuh pada hari sabtu  bertepatan dengan 21 juli 2012.

Lalu bagaimanakan ceritanya sampai ada yang mengklaim berhasil merukyat hilal di Cakung? Dan bagaimana sejatinya? Berikut ini beritanya:

Abdul Fakih dari ploso Kediri tinggal di pekalongan berangkat ke Cakung sengaja untuk melihat hilal karena penasaran “kenapa selama ini selalu berita rukyat dari cakung? Memang cakung itu seperti apa? Lalu orang-orangnya bagaimana bisa melihat?”

Setelah di sana Abdul fakih menilai bahwa cakung tempatnya kurang ideal sebab sempit wilayah pandangnya, tidak bebas melihat ke sisi utara dan selatan dari ufuk barat. Namun cuaca kamis sore 29 Sya’ban 1433 sangat cocok karena cerah.

Di awal pimpinan FPI sudah mengumumkan: “kita pasti akan melihat karena menurut hitungan kami hilal berada dalam ketinggian 4,2 derajat!!”

Abdul fakih terperanjat mendengar 4,2 derajat, karena  menyalahi semua hitungan falak yang hanya memathok 1,33 derajat atau kalau dibulatkan 1,5 derajat. Karena penasaran maka dia menelpon Gus Khathib Jember salah satu ahli falak dan ahli rukyat jawa Timur, menanyakan berapa derajat menurut hasil perhitungannya. Tidak lama kemudian dijawab sama Gus Khathib “1, 33 derajat, dan akan terlihat selama 5 menit di atas ufuk”!

Saat matahari terbenam semua mata melotot mencari yang namanya “hilal” ternyata hilal tak kunjung nongol, sampai akhirnya hampir putus asa maka pimpinan FPI bilang: “wah sepertinya kita tidak melihat”, begitu kira-kira.  Akhirnya banyak orang bersiap pulang bahkan membalikkan badan beranjak pulang. Ternyata ada orang yang berseragam FPI yang tertinggal tiba-tiba teriak: “itu hilal, aku melihatnya” dia meyakinkan yang lain kalau melihatnya. Dia  mengaku melihat selama 1,5 menit . Waktu yang cukup lama untuk dilihat banyak orang dan untuk diabadikan dengan kamera, namun sayang tidak ada bukti fisik sehingga tidak berhasil meyakinkan siding itsbat dan tidak bisa meyakinkan yang lain, sehingga diputuskan oleh pemerintah RI awal puasa hari sabtu.

Berikut ini adalah contoh untuk kasus tahun lalu yang ditayangkan TV One, yang justru membuat ragu orang yang menontonnya:

Salah satu dari 3 orang yang mengaku melihat melaporkan sebagai berikut: “o prosesnya ketika matahari terbenam,  terus” ,e” matahari terbenam itu 17:54 wib , kemudian diambil muktsul hilal (lamanya hilal di atas ufuk), diambil muktsul hilal itu kira-kira 15 menit dari… e… dari maghrib, maka dari itu… e… ditentukan bahwa hilal kemungkinan berada di ketinggian, eh… pada jam 17:40… 40… jam 17:40, empat puluh sudah terlihat alhamdulillah…” (berarti 15 menit sebelum terbenam?!!)

Ada kesan bahwa  yg dilaporkan ini adalah teori, klaim rukyat bukan hasil pemantauan langsung melihat hilal. Ada yang khawatir bahwa  Cakung sejak lama dikenal sebagai tempat rukyat yang dipengaruhi hisab taqribi (hisab lama berdasarkan pendekatan) kitab Sulamun Nayyirain. Hitungannya sederhana sekali, perkiraan tinggi bulan adalah angka umur bulan dibagi 2. Karena umurnya sekitar 7 jam, maka tingginya dianggap sekitar 3,5 derajat, jadi dianggap sudah imkan rukyat (kemungkinan bisa dilihat). Karena sudah imkan (mungkin dilihat secara teori), biasanya hampir pasti mereka melaporkan melihat hilal, walau mendung sekali pun. Jika tidak maka seharusnya kita mendengarkan detilnya sifat hilal yang dilihat di lapangan dan proses melihatnya lalu siapa-siapa yang terlibat adan apa saja yang diperlukan untuk dilaporkan agar yang lain bisa yakin dan bisa mengikuti puasa berdasarkan rukyat.

Begitulah sedikit misteri hilal cakung yang setiap tahun nya selalu membawa cerita.

Namun kita akan lega insyaallah hari rayanya nanti kita akan bersama. Lebih enak, awal berselisih akhir sepakat dari pada awal sepakat akhir berselisih! Wallahu a’lam.

8 Comments

  1. ya seharusnya sudah disiapkan peralatan dokumentasi agar pemerintah dan saudaranya yakin, soalnya kalau tidak yakin ya ditolak.
    sekedar info: Oman dan Suriah serta bagi umat Islam Irak Sunni dan non-Arab Iran, mereka akan memulai shaum pada hari Sabtu (21/7/2012) seperti negara-negara Asean.

  2. Khasanah ilmiyyah tentang ilmu falaq ini masyaaaloh sekali kalau bisa lebih banyak moment dan waktunya dijelaskan kepada ummat oleh para pakar ilmu falaq dari ormas/tandzim manapun, yang kemudian merujuk kepada yang paling shahih. Sehingga kaum Muslimin akan terarah pula untuk merujuk pada pilihan yang tershahih dari suatu permasalahan agama. Bukan kepada ashobiyah kelompok dan golongan apalagi pada yang tidak berdasar dalil ilmyiiyah sama sekali.
    Semoga Alloh merahmati kita kaum Muslimin semuanya.

  3. Memang menjadi suatu “misteri”, karena tiap rukyatul hilal baik untuk puasa atau Idul Fitri, “Cakung” hampir selalu berhasil melihat hilal, meskipun sebagian besar daerah lain di Nusantara tidak bisa melihat. Akhirnya “misteri” itu telah sedikit terkuak..

  4. Yang penting pokoknya cakung sudah lihat, mau apa lagi.
    Cakung kok dilawan, siapa yang berani. Sekali cakung tetap cakung. Kalau gak mau ngakui cakung, sonoh noh pergi dari cakung.

  5. Untuk mas/Bapak Rakino Yth. Kalau beragama menggunakan pokok-pokokan, wah bisa rusak semua. Bayangkan kalau semua juga menggunakan pokoknya, apa yang terjadi? Jadi, dalam beragama harus ada hujjah/dalil/argumen yang kuat. Kalau memang dalil Cakung lemah, mengapa harus dibela-bela?! mari kita belajar mengikuti yang BENAR…!!!

  6. hisab dalilnya al-quran rukyah juga dalilnya al-quran logikanya kalau sama-sama dari Al-Quran pasti hasilnya sama, kalau tidak sama hasilnya pasti dipolitisir. rukyatul hilal kok hasilnya ditentukan dari suara terbanyak melihat hilal kayak pilgub aja, mana dalilnya?, klo teleskopnya byk di tempatkan di daerah yg curah hujannya tinggi mayoritas tidak akan melihat hilal, apalagi yg hidupnya di antartika atau kutub disana ada waktu siang sampai berbulan-bulan terus gimana mereka mau lihat hilal? Rasulullah SAW sangat mudah sekali dalam menentukan jatuhnya bulan baru cukup dengan adanya saksi yang telah melihat hilal kemudian mau disumpah maka jatuhlah bulan baru itu.
    hasil hisab kemarin jatuh hari Jumat 20 juli 2012, kemudian rukyatul hilal juga terlihat dibeberapa tempat diantaranya cakung dan cilincing kemudian mereka mau disumpah. terus dalil apalagi yang bisa menunda jatuhnya ramadhan? Astagfirullahaladzim…

    • Apa untungnya bagi pemerintah untuk menunda Romadhon? Apa untungnya bagi suatu ormas untuk menyelisihi pemerintah.

      Maaf untuk admin, saya rasa masalahnya bukan pada hilal di cakung. tapi pada EGO masing-masing kelompok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *