Sekelumit cerita dari Hotel Mercure Surabaya

Best Practice KSM/KPP AlUmm Hotel Mercure Surabaya 16 Juli 2018
Pada hari Senin tanggal 16 Juli 2018, kami selaku mantan ketua KSM al Umm dan sekarang melanjutkan menjadi Ketua KPP Alumm di undang untuk berbagi cerita tentang kondisi IPAL dan Hidroponik yang ada di lingkungan Pesantren AlUmm di bawah Yayasan Bina Al Mujtama, olek Kementrian PUPR.
Senin Pagi bersama dengan TFL saya, Bapak Agung Wida yang sabar dalam membimbing masalah admistrasi dan Bapak Yanu Setyawan TFL bidang tehnik yang sangat kratif ide2nya, kami berangkat menuju Surabaya, dengan tujuan hotel Mercure di jalan Darmo Surabaya. Yang Alhamdulillah pada hari itu tidak macet, padahal biasanya hari senin terjadi kemacetan panjang, sehingga kami bisa datang di awal waktu untuk persiapan.
Peserta pelatihan adalah para TFL wilayah barat meliputi Jawa, Sumatra, Riau dan Bangka Belitung. Persiapan yang kami lakukan cukup mepet, karena undangan untuk penyampaian best practice datang hari Rabu tgl 11 Juli, hanya ada 5 hari untuk membuat best practice KSM/KPP.
Kendala awal yang kami hadapi adalah membuat best practice, karena memang kami tidak mengetahui apakah best practice tersebut. Setelah mendapt bimbingan dari para TFL kami, Alhamdulillah bisa kami selesaikan bersama tim kami Mas Aziz dan Mas Mahendra jazakumullohu khoir bantuannya, juga para TFL kami ditambah Mas Hendra TFL kami yang sangat kreatif dengan karya photo dan vidonya.
Dengan datang lebih awal kami bisa memperbaiki best practice dengan menambah beberapa foto dan juga video yang belum sempat kami dapat dari file kami, jazakumullohu pak yanu atas video akhir dari ipal.
Maka tibalah saatnya kami berbagi cerita tentang best practice kami di hadapan kurang lebih 200 peserta. Setelah pembukaan dan menceritakan tentang Yayasanterutama pad visi yayaysan yang verkaitan dengan Ekonomi dan Sosial, yang mana ipal dan hidroponik berkaitan dengan visi tersebut. Kami sampaikan bahwasannnya keberhasilan proyek IPAL di pondok sangat tergantung dari dukungan Bpk Kyai di tempat kami yaitu KH DR Agus Hasan Bashiory Lc., M.Ag. Karena juga proyek di pondok berbeda dengan yang di masyarakat.
Dari beberapa pertemuan dan rembug maka Pak Kyai menelurkan ide untuk menjadikan tempat wisata edukasi, sehingga diberi nama Wisata Edukasi Sanitasi dan Hidroponik.
Ke depan tentu tantangan akan lebih berat dalam merawat dan menjadikan sebagai tempat wisata edukasi, masih banyak yang harus dibenahi terutama masalah perilaku para penghuni dilingkungan sekitar IPAL.
Setelah lebih kurang 90 menit menyampaikan best practice kami,maka sesi Tanya jawab di laksanakan alhmadulillah peserta sangat antusia dengan adanya beberapa pertanyaan, Kami menjawab sesuai dengan kapasitas kami sebagai ketua KPP, kalau pertanyaan yang bersifat teknis maka para TFL yang membantu menjawab.
Demikian cerita kami tentang IPAL dan hidroponik, semoga Allah Ta’ala memudahkan langkah kita

BEST PRACTICE adalah suatu ide atau gagasan mengenai suatu teknik, metode, proses, aktivitas, insentif atau penghargaan (reward) yang lebih efektif dalam mencapai keberhasilan yang luar biasa dibandingkan dengan tehnik, metode, proses lain.

BEST PRACTICE


Kelompok Swadaya Masyarakat disingkat KSM adalah kumpulan orang/masyarakat yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai
mitrapokmas.blogspot.com/2014/06/pengertian-ksmpanitia.html

KPP adalah Kelompok Pengelola dan Pemanfaat adalah sekumpilan orang yang mengelola dan memanfaatkan dari sarana IPAL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *