13 KARAKTER AHLUSSUNNAH ASSALAFIYYAH

Penceramah: Syaikh Dr. Abdurrahman ibn Muhammad al-Hazimi (Universitas Syaqra KSA)

Penerjemah: KH. Dr. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag

Tempat: Masjid Jami’ al-Umm

Hari: Ahad

Tanggal: 29 Januari 2017

Pukul: 10 sampai Dzuhur

Syaikh memuali ceramahnya dengan hamdalah, shalawat dan salam. Kemudian Amma ba’du:

Diantara perkara penting yang wajib diketahui dan dipelajari oleh santri ahlussunnah wal Jamaah adalah Manhaj ahlussunnah waljamaah dan sifat-sifat atau karakter Ahlussunnah wal Jamaah, agar santri bisa berjalan di jalur yang benar. Sebentar lagi saya akan terangkan siapa ahlussunnah dan apa itu sifat ahlussunnah.

Pertama: ketahuilah saudara-saudaraku bahwa manusia ini diciptakan oleh Allah di atas fitrah tauhid dan iman. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah 213::

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (213)

Dulu umat ini satu yaitu umat tauhid, lalu mereka berselisih, maka kami turunkan para Rasul sebagai pemberi kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan, dan “Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dengan benar agar diputuskan apa yang diperselisihkan diantara manusia”, “Lalu Allah member petunjuk orang-orang beriman kepada kebenaran yang mereka berselisih di dalamnya.”

Allah berfirman dalam hadits Qudsi:

وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ، وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ

Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku semuanya dalam keadaan hanif (bertauhid), sungguh datang kepada mereka setan kemudian mereka diseret menjauh dari agama mereka.” (HR. Muslim)

Setelah itu Allah mengutus para Nabi, setelah ada kesesatan dan penyimpangan. Maka orang yang beriman dan mengikuti Nabi adalah sebaik-baik manusia, mereka itulah para pengemban agama dan penyampai agama. Mereka sebaik baik pengikut Rasul, apakah mereka bersama nabi atau bersama ulama.

Umat-umat terdahulu telah pecah menjadi lebih dari 70. Sebagaimana dalam hadits

«افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً»

Yahudi berpecah menjadi 71 atau 72 golongan, nashrani menjadi 71 atau 72 golongan dan umatku akan menjadi 73 golongan.” (HR Abu Daud dari Abu Hurairah)

Nabi juga bersabda:

«أَلَا إِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ، اثْنَتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ»

Ingatlah, sesungguhnya orang sebelum kamu dari ahli kitab berpecah atas 72 golongan, dan umat ini akan pecah menjadi 73 golongan, 72 di neraka dan satu di surga” (HR, al-Ajurry, Abu Sulaiman al-Khaththabi, Darimi dari Muawiyah, dengan sanad shahih)

Kelompok yang selamat ini disebut jamaah, disebut juga thaifah manshurah. Nabi bersabda (lafazh shahih Muslim):

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي قَائِمَةً بِأَمْرِ اللهِ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ أَوْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ عَلَى النَّاسِ»

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ

Kedua: Thaifah manshurah ini memiliki sifat dan tanda yang diterangkan di dalam al-Qur`an dan sunnah.

  1. Sifat paling agung dan dasar karakter mereka adalah akidah shahihah tentang Allah, apa yang wajib bagi Allah dalam nama-Nya, SifatNya, rububiyahNya dan uluhiyahNya. Ini adalah dasar watak mereka atau sifat terbesar mereka, yaitu meyakini tentang Allah dan mengimani rububiyyah Allah. Allah adalah yang berkuasa melakukan tindakan-tindakan, mencipta, menetapkan rupa, menghidupkan dan mematikan, tanpa sekutu bagiNya.

Juga uluhiyahNya yaitu Dia satu-satunya yang berhak diibadahi. “Katakan Muhammad, dia Allah Yang Maha Esa” tidak ada yang berhak disembah selain Allah, tidak ada yang lain tidak malaikan yang agung ataupun Nabi yang dekat kepada Allah sekalipun.

Ibadah tidak dilakukan dan tidak diarahkan atau diperuntukkan kecuali kepada Allah.

Ini adalah sifat ahlussunnah teragung “ibadah tidak diarahkan kecuali kepada Allah”. Adapun selain Allah maka semuanya adalah hamba.

Juga tentang nama dan sifat Allah. Apa yang ditetapkan oleh Allah untuk dirinya atau ditetapkan oleh Rasul untuk-Nya maka Ahlussunnah menetapkannya tanpa tahrif, ta’thil, takyif, dan tamtsil.

Kita mendapatkan di banyak negara orang yang meyakini bahwa Nabi itu mengetahui yang ghaib, memgampuni dosa, dan menghilangkan kesulitan. Ini syirik, penyekutuan Allah dengan selain-Nya. kalau ini diyakini ada pada Nabi maka ini menyekutukan Allah dalam sebagian sifat kekhususannya.

Begitu pula orang yang meyakini ada wali-wali shalih yang sudah wafat bisa member manfaat atau mudharat . ini tidak boleh, syirik.

Juga mengikut sifat ini adalah beriman kepada Allah, beriman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan qadha qadar-Nya. ini adalah sifat terbesar bagi ahlussunnah.

Setelah ini sifat-sifat ahlussunnah saya sebut dengan cepat agar bisa diketahui cakupan sifat Ahlussunnah.

  1. perhatian kepada al-Qur`an baik hafalan, bacaan, penafsiran dan perenungan. Mereka sangat focus kepada al-Qur`an dan Sunnah, pemahaman hafalan dan pengamalan. Sebab keduanya adalah sumber talaqqi.

  2. Masuk kedalam agama ini secara kaffah. Tidak pilih-pilih. Tidak memilih yang ia suka dan meninggalkan yang tidak ia suka. Jika anda ingin menjadi sunni sejati maka masuklah ke dalam Islam secara totalitas. Ikutilah perintah Allah apakah sesuai dengan seleramu atau tidak. Jauhilah larangan Allah apakah sesuai dengan hawa nafsumu atau tidak.

  3. Ittiba’ dan meninggalkan ibtida’. Ittiba’ sunnah Nabi, baik ucapan, perbuatan dan ketetapan. Wahai muslim, wahai mukmin jika engkau ingin beribadah misalnya maka tanyakan apakah Nabi dulu melakukan atau tidak? Jika melakukan maka lakukanlah, jika tidak maka jangan kamu lakukan. Dengan demikian kamu akan tenang di dunia ini. Setelah itu ukurlah apa yang dilakukan oleh manusia.

  4. Iqtida` dan ihtida` bi aimmah al-huda. Berteladan dan berpetunjuk dengan para imam hidayah dari kalangan sahabat, tabi’in dan ulama setelah mereka. Mereka semua adalah qudwah. Para khulafa Rasyidin, para sahabat, para Tabiin, para Imam yang empat; Abu hanifah, Malik, Syafii dan Ahmad mereka semua panutan.

Hari ini diantara musibah terbesar adalah orang muslim menjadikan orang kafir sebagai qudwah apakah orang kafir itu pemain atau artis atau pemikir.

(di sini saya tambahkan: termasuk musibah, orang muslim memilih dan mengangkat orang kafir sebagai pemimppinnya. Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Buchori pada hari Ahad tanggal 28 Januari 2017 dalam mudzakaran Da’I sejatim di kantor PW Muhammadiyah Jatim menegaskan bahwa haram muslim memilih pemimpin kafir, termasuk juga haram memilih pasangan campuran muslim dan kafir, missal ketua muslim wakil kafir)

  1. Wasathiyyah/tawssuth.

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ

Ahlussunnah adil, di tengah , tidak ghuluw (berlebihan) dan tidak jafa’ (kasar atau kurang). Tengah-tengah, antara takfir (Mu’tazilah) dan Murjiah., tidak keras dan tidak lembek.

Tengah tidak mengkafirkan pelaku dosa besar.

Tengah dalam amal dan suluk, tidak kaku keras dan tidak sembrono.

  1. Berambisi untuk menyatukan umat Islam di atas kebenaran, dan diatas cahaya, serta menjauhi sebab khilaf.

Hari ini usaha orang kafir yang terbesar adalah memecah belah umat Islam, supaya bisa melemahkannya.

Allah berfirman:

{وَلاَ تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ} [الأنفال: 46]

  1. Berdakwah kepada Allah, amar ma’ruf, nahi ‘anil munkar, yaitu memerintahkan kepada sunnah dan melarang bid’ah, dan menegakkan hokum Allah dalam segala hal besar atau kecil, dalam kehidupan ini

  2. Obyektif dan adil. Ahlussunah sangat memperhatikan hak Allah, hak Nabi atau kelompok. Tidak berbuat zhalim kepada yang tidak disukai, tidak ghuluw dalam wala`, tidak mencintai orang diatas yang diperbolehkan. Allah berfirman al Maidah: 8:

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَئَانُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

  1. Bersesuaian dalam pemahaman dan berdekatan dalam sikap meskipun tempatnya berjauhan. Ahlussunnah di Indonesia pemahaman dan sikapnya sama atau mirip dengan yang di Saudi atau Mesir. Yang di Mesir sama dengan ahlussunnah di tempat mana saja I dunia ini. Sebab mereka mengambil dari mashdar yang sama dan manhaj yang sama.

  2. Ihsan dan rahmah. Berbuat baik kepada manusia dan berkasih sayang. Ahlussunnah manusia yang terbaik dengan siapa saja apakah dengan temah atau dengan orang yang bersebrangan faham. Ini adalah factor terbesar bagi tertariknya manusia dalam dakwah ini.

  3. Nasehat (sikap tulus) kepada Allah, kitabNya, Rasul-Nya, para Imam dan umat Islam.

  4. Terakhir, peduli dengan urusan umat Islam, dan menolong umat Islam, menunaikan hak-hak mereka. Begitu pula menahan diri dari menyakiti mereka . ahlussunnah hukan orang yang berkata: apa urusan saya dengan muslim Rohingya di Arakan? Apa urusan saya dengan Muslim Aleppo Suria? Apa urusan saya dengan Muslim Irak, Yaman dll?. Bukan ini ahlussunnah.

(saat maka saya tanyakan kepada beliau bahwa ada sebagian orang menyangka bahwa salafiyyah itu ngaji , dan ngaji saja, tidak mengetahui keluhan masyarakat dan apa yang dihadapi oleh masyarakat dari berbagaimacam tantangan dan ancaman. Maka Syaikh mengatakan: Itu salah, bukan itu salafiyah. Salafiyah itu mengikuti Rasulullah i, beliau tahu kondisi dan situasi, beliau tahu ada raja yang adil, beliau menyelamatkan para sahabatnya dengan memerintah mereka berhijrah ke sana. Ahlussunnah harus tahu kebutuhan masyarakat dan solusinya, bukan hanya ngaji.)

Tanya jawab:

  1. Salman al-Farisi: apakah toleransi termasuk sifat ahlussunnah? Bagaimana toleransi kepada orang kafir?

  2. Jawab: tidak diragukan, toleransi adalah sifat ahlussunnah. Yaitu toleransi kepada saudaramu muslim. Adapun kepada kafir maka dilihat, jika diharapkan kebaikannya atau masuknya ke dalam Islam maka toleransi kepadanya bagus, tertapi ka;au kafir itu muharib (memerangi kita) maka tidak boleh toleransi.

  3. Pak saiful: Sampai kapan taat kepada ulil amri muslim?

  1. Taat kepad ulil amri sampai kita mati

  2. Sampai kita diperintah untuk maksiat. Maka tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal maksiat kepada Allah. (tetapi tidak boleh mencabut baiat)

(waktu habis, masuk waktu zhuhur) maka kita tambahkan setelah itu:

  1. Sampai ulim amri melakukan kekufuran yang nyata, jelas dasarnya dari Allah

Demikian semoga manfaat

IMG-20170203-WA0053 IMG-20170203-WA0052 IMG-20170203-WA0051 IMG-20170203-WA0050 IMG-20170203-WA0049 IMG-20170203-WA0048 IMG-20170203-WA0047 IMG-20170203-WA0046 IMG-20170203-WA0045 IMG-20170203-WA0044 IMG-20170203-WA0043 IMG-20170203-WA0042 IMG-20170203-WA0041 IMG-20170203-WA0040 IMG-20170203-WA0039 IMG-20170203-WA0038 IMG-20170203-WA0037 IMG-20170203-WA0036 IMG-20170203-WA0035 IMG-20170203-WA0034 IMG-20170203-WA0033 IMG-20170203-WA0032 IMG-20170203-WA0031 IMG-20170203-WA0030 IMG-20170203-WA0029

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *