Nabi i datang untuk membawa agama yang paling dicintai oleh Allah, agama yang paling lengkap, sempurna, adil, indah dan mudah serta mengajarkan kemudahan. Nabi i bersabda:
إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ بِالْيَهُودِيَّةِ وَلَا بِالنَّصْرَانِيَّةِ، وَلَكِنِّي بُعِثْتُ بِالْحَنِيفِيَّةِ السَّمْحَةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَغَدْوَةٌ أَوْ رَوْحَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَلَمُقَامُ أَحَدِكُمْ فِي الصَّفِّ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِهِ سِتِّينَ سَنَةً
“Aku tidak diutus untuk membawa agama Yahudiyyah, tidak pula agama Nashraniyyah, akan tetapi aku diutus membawa agama Hanifiyyah yang mudah (luas). Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh pergi sekali di waktu pagi atau sore di jalan Allah adalah lebih baik dari dunia dan isinya. Sungguh kedudukan salah seorang kamu di tengah barisan (jihad) itu lebih baik dari pada shalat 60 tahun.” (HR Ahmad, 36/624, hasan lighairi, no. 22291)
Nabi i bersabda:
أَحَبُّ الدِّينِ إِلَى اللَّهِ الحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ
“Agama yang paling dicintai oleh Allah adalah Hanifiyyah Safmah”. (HR. Bukhari, 1/16)
Hanifiyyah samhah adalah Islam yang luas, Islam yang toleran. Toleransi bukan pilihan dari kita , tetapi pilihan dari Allah .sebab Hanifiyyah Samhah berisi amal-amal yang benar, jauh dari kebatilan, tidak ada kesulitan dan kesempitan di dalamnya. Sehingga dalam Mushannaf Abdurrazzaq, al Samhah ditafsiri oleh Nabi i dengan “al-Islam al-Wasi’.
Oleh karena itu kita tidak belajar toleransi dari orang lain, melainkan langsung dari Allah dan dari Nabi Muhhamd i kemudian para ulama Islam.
Sumber : http://www.majalahalumm.com/jangan-ajari-kami-toleransi/