Mari Kembali ke Pangkuan Islam

Khutbah Idul Fitri 1427 di TVRI Banjarmasin

Oleh Abu Hamzah Agus Hasan Bashori

Ibnu Qomari, Lc, M.Ag.

            اللهُ أَكْبَرُ (( تسعا))، اَللهُ أَكْبَرُ كَبشيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. اللهُ أَكْبَرُ، أللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ  وَاللهُ أَكْبَرُ، أللهَ أكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، الوَلِيُّ اْلحَمِيْدُ، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ، وَيَحْكُمُ مَا  يُرِيْدُ.

أللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَا ذَكَرَ اللهَ ذَاكِرٌ وَكَبَّرَ، اللهُ أكبرُ عَدَدَ مَا حَمِدَ اللهَ حَامِدٌ وَشَكَرَ، اللهُ أكبرُ عَدَدَ مَا تَابَ تَائِبٌ وَ اسْتَغْفَرَ، الله أكبر عَدَدَ مَا  أَعَادَ عَلَيْنَا مِنْ عَوَائِدِ فَضْلِهِ وَجُوْدِهِ مَا يَعُوْدُ فِيْ كُلِّ عِيْدٍ وَيَظْهَرُ.

          اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَالَّذِيْ نَقُوْلُ، وَخَيْرًا مِمَّا نَقُوْلُ، وَلَكَ الحْمَدْ ُكَالَّذِيْ تَقُوْلُ، لَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى، وَلَكَ الحْمَدُ إِذَا رَضِيْتُ، وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرَّضاَ.

          لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا، فِيْ قَدِيْمٍ أَوْ حَدِيْثٍ، لَكَ الْحَمْدُ بِالْإِسْلَامِ، لَكَ الْحِمْدُ        بِالْقُرْآنِ، لَكَ الْحَمْدُ باِلْإِيْمَانِ، لَكَ الْحَمْدُ بِاْلأَمْنِ وَالْأَمَانِ، وَالرَّاحَةِ وَالْاِطْمِئْناَنِ، لَكَ الْحَمءدُ بِاْلأَهْلِ وَالْمَالِ وَ اْلمُعَافَاةِ. فَلَكَ الْحَمْدُ كَثِيْرًا كَمَا تُنْعِمُ كَثِيْرًا، وَلَكَ الشُّكْرُ كَثِيْرًا كَمَا تُجْزِلُ كَثِيْرًا، وَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا مَنَنْتَ بِهِ عَلَيْنَا مِنْ بُلُوْغِ هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيْمِ؛ يَوْمِ عِيْدِ الْفِطْرِ الْمُبَارَكِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانِ الْمُبَارَكِ. فَأُهَنِّؤُكُمْ بِهِ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! عِيْدٌ مُباَرَكٌ، تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَ كُلَّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ.

          أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمٍ كاَنَ شَرُّهُ مُسْتَطِيْرًا، سُبْحَانَ مَنْ لَمْ يَزَلْ عَلِيًّا كَبِيْرًا، سَمِيْعًا بَصِيْرًا، لَطِيْفًا خَبِيْرًا، عَفُوًّا غَفُوْرًا!

          وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ، بَعَثَهُ اللهُ بِاْلهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ، وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ، وَرَسُوْلِكَ، وَخَلِيْلِكَ، مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اْلهَاشِمِيِّ اْلقُرَشِيِّ، مَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَالْأَبْرَارُ، وَصَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالَّنهَارُ، وَصَلِّ عَلَيْهِ مَا لَاحَتِ الْأَنْوَارُ، وَغَرَّدَتِ الْأَطْيَارُ، وَأَوْرَقَتِ الْأَشْجَارُ، وَأَيْنَعَتِ الثِّمَارُ، وَاخْتَلَفَتِ الْأَمْصَارُ، وَتَتَابَعَتِ الْأَعْصَارُ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

          أمَّا بَعْدُ:

          فيا أيها الإخوة المسلمون! أوصيكم بتقوى الله جل وعلا، فهي وصية الله للأولين والآخرين: )) ولقد وصينا الذين أوتوا الكتب من قبلكم وإياكم أن اتقوا الله)) (النساء: 131)

          عباد الله:

            Segala puji hanya milik  Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Yang merajai hari pembalasan. Tidak ada kebahagiaan kecuali dengan taat kepada-Nya. Tidak ada kemuliaan kecuali dengan tunduk pada keagungan-NYa. Tidak ada kecukupan kecuali dengan rahmat-Nya. Tidak ada aman dan tenteram kecuali dengan naungan syariat-Nya.

Ya Allah! Hanya milik-Mulah segala pujian di langit dan bumi. Maha suci Engkau ya Allah. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Engkau satu-satunya Rabb Pencipta, pemilik dan pengatur alam. Satu-satunya Ilah yang disembah dan diagungkan dengan benar. Satu-satunya Tuhan yang menyandang asma’ul husna dan sifat-sifat yang Sempurna.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah untuk nabi teragung dan termulia; Muhammad صلى الله عليه وسلم, yang diutus sebagai rahmat bagi semesta, imam bagi yang bertakwa, dan  hujjah bagi seluruh manusia. Dengannya Allah membuka mata yang buta, telinga yang tuli, dan hati yang terlena. Tidak ada jalan keselamatan kecuali dengan mengikuti syari’atnya. Tidak lupa, semoga shalawat dan salam juga untuk keluarga Nabi, para sahabat dan pengikutnya yang setia dengan sunnah-sunnahnya.

Allahu akbar! Ma’asyiral muslimin!

Kenikmatan demi kenikmatan telah kita rasakan, hingga Allah mengantarkan kita kepada hari ini; Hari Raya Idul Fitri 1427 H, satu dari dua Hari Raya milik umat islam. Satu bulan penuh kita ditempa dan melakukan tirakat untuk memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu. Kita berusaha keras menundukkan nafsu di bawah bimbingan syariat Allah. Kita mengatur makan, minum, hubungan suami-istri serta berbagai aktifitas lainnya sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh Allah.

Seandainya kita umat islam konsisten dengan semangat Ramadhan pastilah umat islam jaya memimpin umat manusia, menebar ajaran rahmatan lil-‘Alamin. Akan tetapi sangat ironis, banyak umat islam yang memperturutkan nafsu dan bermakmum pada setan jin dan manusia. Akibatnya umat islam menjadi bulan-bulanan, kambing hitam, bahkan sesajen atau tumbal bagi orang-orang atau bangsa yang kufur kepada al-Qur’an dan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.  Secara bertubi-tubi umat Islam dihina dan dianiaya, mulai dari tuduhan dan cap teroris,  penghancuran beberapa negara Islam oleh pasukan Nashara dan Yahudi (seperti Afganistan, Irak dan Palestina) karikatur-karikatur yang  ditujukan untuk menghina Nabi yang mulia Muhammad صلى الله عليه وسلم, hingga pernyataan Paus bahwa Islam tersebar dengan  pedang dan ajaran Nabi Muhammad yang suci dianggap tidak manusiawi.  Rasa takut yang dulu bersemayam di hati orang kafir dicabut oleh Allah lalu dilontarkan kepada hati umat islam. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

يُوْشِكُ اْلأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ، كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا . فَقَالَ قَائِلٌ : وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ ؟ قَالَ : بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ ؛ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، َولَيَنْزعِنَّ َاللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمْ اَلْمِهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَُ اللًهُ فَيْ قُلَوْبِكَمْ الوَهَنَ . فَقَالَ قَائِلُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! وَمَا اْلوَهَن ُ؟ قَالَ : حُبُّ الدُنْيَا، وَكرَاَهِيَةِ الْمَوْتِ.

            “Hampir tiba masanya bangsa-bangsa itu mengeroyok kamu sebagaimana orang-orang yang makan itu mengerumuni nampan. Seorang bertanya: “Apakah karena jumlah kita sedikit pada waktu itu? Beliau bersabda: “Bahkan kalian pada hari itu banyak, akan tetapi kalian seperti buih air bah. Allah  akan mencabut rasa takut (kepada kalian) dari dada musuh-musuh kalian, dan melontarkan di hati kalian rasa wahan. Maka seseorang bertanya: “Wahai Rasul Allah! Apa Wahan itu? Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati” (Silsilah Shahihah: 958)

Itulah dosa dan kesalahan kita: mengikuti nafsu, cinta materi dan takut mati. Dulu umat Islam memimpin, yaitu ketika mereka mencari mati sebagaimana orang kafir mencari hidup. Namun kini, ketika umat islam mencari hidup seperti orang kafir mencari hidup maka umat Islam menjadi pengikut orang kafir, sebab orang kafir yang memimpin dunia saat ini, dengan materi dan teknologi.

Allah سبحانه و تعالى berfirman:

“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu ni`mat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ” (Al-Anfal: 53)

Allahu Akbar! 2x

Oleh karena itu mari dengan semangat Ramadhan kita kembali ke fitrah kita, kembali ke pangkuan Islam, menepis dan menolak kesesatan dan penyesatan, kehinaan dan penghinaan. Itulah satu-satunya jalan untuk bangkit dan hidup mulia. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

 إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِاْلعِيْنَةِ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ اْلبَقَرِ، وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا، لَايَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ

            “Kalau kamu melakukan perdagangan dengan system riba (yang diakali dan terselubung), mengikut di belakang ekor sapi dan puas dengan pertanian, serta meninggalkan jihad, maka Allah pasti mengurungmu dengan kehinaan. Dia tidak mencabut kehinaan itu darimu hingga kamu kembali kepada agamamu” (HRAhmad, Abu Daud, dll, Silsilah Shahihah, 11, dari ibnu Umar)

Yang dimaksud kembali kepada agama adalah agama islam yang pertama dulu, yaitu agama yang ada pada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para sahabatnya, sebagaimana hadits Abu Waqid al-Laitsi رضي الله عنهم Rasulullah bersabda:

ِإنَّهَا سَتَكُوْنُ فِتْنَةٌ . فَقَالُوْا : كَيْفَ لَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ أَوْ كَيْفَ نَصْنَعُ ؟ قَالَ: تَرْجِعُوْنَ إِلَى أَمْرِكُمُ الْأَوَّلِ :

            “Sesungguhnya akan terjadi fitnah. Maka mereka bertanya: “Bagaimana dengan kita ya Rasulallah? Atau apa yang harus kita perbuat? Beliau menjawab: “Kalian kembali kepada  agama kalian yang pertama” (Hr Thabrani dalam al-Kabir: 3307, al-Ausath: 4452, Silsilah Shahihah: 3165)

Imam Malik berkata:

لَنْ يَصْلُحَ آَخِرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا

            “Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan agama yang karenanya generasi awalnya menjadi baik”

Ini artinya, ketika Islam bercampur dengan ajaran-ajaran lain dan umat islam berpecah menjadi kelompok-kelompok yang berbeda-beda, maka islam saja tidak cukup, melainkan harus islam yang sunnah, islam jaman  dulu, yang telah dipraktekkan oleh generasi awal dengan benar, Islam yang diridhai Allah سبحانه Ùˆ تعالى, sebagaimana yang dinyatakan oleh para imam madzhab empat, al-Auiza’i, dll.

Allahu Akbar!2x

Jalan Kembali Menuju Islam dan Sunnah

            Untuk kembali kepada Islam dan Sunnah hanya ada satu jalan, yaitu apa yang disebut dengan istilah Tashfiyah dan Tarbiyah. Maksudnya:

1. Tashfiyah: membersihkan Islam dalam seluruh aspeknya dari hal-hal asing dan yang menyimpang. Dimulai dari bidang akidah, ibadah, akhlak, hukum, sunnah, fikih, tafsir, dakwah, pemikiran, sejarah, suluk, pendidikan, ekonomi, social, hiburan sampai pada peradaban.

2. Tarbiyah: mendidik generasi muslim yang baru diatas dasar agama islam yang telah dimurnikan.

Syekh Abdur Rahman ibn Yahya al-Muallimi al-Yamani berkata: “Para ulama yang mukhlis telah menetapkan bahwa kelemahan, kehinaan dan kerendahan yang menimpa umat islam adalah karena jauhnya mereka dari hakekat Islam.”

Kemudian Syekh Ali Hasan al-Halabi melihat bahwa jauhnya mereka dari  hakekat islam     itu kembali kepada beberapa sebab:

1. Campurnya Islam dengan hal-hal yang bukan bagian dari islam

2. Lemahnya keyakinan terhadap apa yang menjadi bagian dari islam

3. Tidak mengamalkan hukum-hukum islam yang sudah jelas.

Untuk itu supaya  bisa kembali kepada kehidupan islami yang sunni diperlukan 4 langkah:

1. Memahami agama ini dengan pemahaman yang benar, yaitu pemahaman para salafus shalih, para sahabat, tabi’in, para ahli hadits ahlis sunnah.

2. mengamalkan dan mempraktikkan dengan benar apa yang sudah kita pahami tadi

3. berdakwah dan bekerja dengan benar untuk agama ini. Sedangkan pekerjaan dakwah yang terbesar adalah amar ma’ruf nahi anil munkar.

4. teguh, tegar dan sabar dalam menghadapi setiap tantangan dan resiko yang muncul. Karena Qanun tadafu’ bainal haqq wal-Bathil (undang-undang perpertarungan antara yang benar dan yang batil) tidak pernah sirna.

Contoh Kongkrit Untuk Langkah Pertama

Memahami dua kalimah syahadat:

Kewajiban pertama bagi setiap muslim untuk memulai kehidupan islami adalah dengan memahami dua kalimah syahadat secara benar, sebab banyak dari umat islam yang tidak dan belum memahaminya, akibatnya banyak yang terjebak dalam paham yang salah seperti wihdatul wujud, I’tizal, takfiri, harakah siyasiyyah hizbiyyah,  kalam manthiqi falsafi, dan liberalisme pluralisme.

Termasuk pemahaman yang keliru atau kurang pas adalah memaknai kalimat Tauhid «لا إله إلا الله» dengan: Tidak ada tuhan kecuali Allah, Tidak ada pencipta kecuali Allah, Tidak ada sesembahan kecuali Allah, Tidak ada hakim kecuali Allah, Tidak ada yang kuasa mencipta kecuali Allah dan tidak ada tuhan kecuali Tuhan.

Padahal makna yang benar adalah: Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, atau tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah «لا معبود حق إلا الله». Ini berdasarkan firman Allah, misalnya surat Luqman ayat 30:

“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Baca juga al-Hajj:62)

Oleh karena itulah para pembesar Quraisy tidak mau mengucapkan syahadat karena mengetahui bahwa salah satu konsekwensinya adalah meninggalkan semua sesembahan mereka selain Allah.

“Mereka berkata: “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” (al-Shaffat: 36)

Sebaliknya, kini  banyak orang yang mau mengucapkan syahadat karena tidak tahu isinya. Oleh karena itu yang penting sekarang adalah mengembalikan pemahaman yang hilang dari umat islam tentang kalimat syahadat ini, agar mereka menyembah hanya kepada dan untuk Allah, bukan untuk patung, pohon, kuburan, jin, dan makhluk lainnya.

Setelah itu kita ajarkan makna syahadat «محمد رسول الله »  kemudian kita ajarkan rukun, syarat, konsekwensi, hak dan pembatal dari kedua kalimat syahadat tersebut. Dengan begitu akidah umat akan bersih dan kokoh. Kemudian ibadahnya benar, akhlaknya mulia, hukumnya tegak, dakwah dan amar ma’ruf nahi ‘anil munkar kuat dan terlindungi. Jika kondisi umat islam seperti ini maka apa saja yang diupayakan oleh musuh-musuh islam akan berakhir seperti dalam firman Allah سبحانه Ùˆ تعالى:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (al-Anfal: 36)

 

 اللهُ أَكْبَرُ، أللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ  وَاللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. نَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى بِأَسْمَائِهِ الْحُسْنَى، وَصِفَاتِهِ الْعُلَى أَنْ يُصْلِحَ وُلَاةِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كَلِّ مَكَانٍ، وَأَنْ يُهَيِّئَ لَهُمْ مِنْ أَمْرِهِمْ رَشَدًا، وَأَنْ يَتَقَبَّلَ مِنْهُمْ صِيَامَهُمْ، وَقِيَامَهُمْ، وَ يَجْعَلَهُمْ مِنَ الْعاَئِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ.

*********¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤*********

الله أكبر (( سبعا))، الله أكبر، ألله أكبر، لا إله إلا الله  والله أكبر، ألله أكبر ولله الحمد

Akhirnya mari kita hidup pasca Ramadhan ini sampai akhir hayat nanti berbekal firman Allah:

” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (ar-Rum: 30)

Aplikasi ayat di atas dalam untuk hari ini adalah saling bersilaturrahim, dan saling memaafkan dengan tidak melanggar hokum Allah, misalnya berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya. Kemudian pada esok hari atau hari sesudahnya dianjurkan untuk berpuasa 6 hari dari bulan Syawwal ini agar dicatat sebagai puasa satu tahun penuh.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Kebenaran dari Allah dan kesalahan datang dari diri kami dan setan. Mari berdo’a untuk kita dan seluruh umat islam.

 

الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَِا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ، وَ أَصْحَابِهِ، وَ تَابِعِيْهِ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

اللَّهُمّ َاغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ، مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

اللهم تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا، وَقِيَامَنَا، وَتَعَبُّدَنَا، وَاسْتَجِبْ دُعَاءَنَا، وَاْغفِرْ خَطِيْئَاتِنَا، وَاْنصُرْ عَلَى مَنْ عَادَانَا

اللهم أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهِنِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ  وَالُْمَُنافِقِيْنَ الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ، وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ. اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ مَنْ فِيْ صَلَاحِهِ صَلَاحٌ لِلْإِسْلَامِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكْ مَنْ ِفْي هَلاَكِهِ صَلَاحٌ لِلْإِسْلَامِ وَاْلُمْسلِمِيْنَ. اللهم انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ، اللهم اْنصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ، اللهم عَجِّلْ بِنَصْرِهِمْ، اللهم عَجِّلْ بِفَرَجِهِمْ.

 اللهم انصرنا على مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُنَا.

اللهم إِنْ كَانَ فِيْ سَابِقِ عِلْمِكَ أَنْ تَجْمَعَنَا فَيْ مِثْلِ هَذَا اْليَوْمِ، فَبَارِكْ لَنَا فِيْهِ وَإِنْ قَضَيْتَ بِقَطْعِ آَجَالِنَا فَأَحْسِنِ الخِلَافَةَ عَلَى بَاقِيْنَا وَأَوْسِعِ الرَّحْمَةَ عَلَى مَاضِيْنَا، وَعَمَّنَا جَمِيْعًا بِرَحْمَتِكَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   .

اللهم اجْعَلْ عِيْدَنَا سَعِيْدًا، وَعَمَلَنَا صَالِحًا رَشِيْدًا، اللهم  مُنَّ عَلَيْنَا بِإِعَادَةِ اْلمَسْجِدِ الْأَقْصَى إِلَى بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَبِتَحْرِيْرِ أَوْطَاِنِهمْ مِنْ بَرَاثِنِ أَعْدَاءِكَ، يَا حَيُّ يَا َقَيُّوْمُ يَا رَبَّ اْلعَلَمِيْنَ.

وصلى الله على نبينا محمد، وعلى آله، وصحبه، أجمعين، والتابعين، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، والحمد لله رب العلمين.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *