Pentingnya Keamanan Dalam Hidup

Oleh:

Ziyad At-Tamimi, M.H.I.

Pada dekade akhir-akhir ini, kita melihat berita-berita di televisi juga liputan dalam majalah dan koran atau media masa lainnya yang menyuguhkan berbagai keadaan dalam negri maupun di belahan dunia lainnya yang sudah tidak aman. Sebagai akibat dari hal itu, masyarakatnya merasa resah dan gelisah karena sudah tidak nyaman sekaligus terusik. Keadaan ini juga dirasakan oleh kita yang sekarang ini hidup di era “reformasi” katanya.

Sungguh yang namanya keamanan merupakan cita-cita ummat manusia dan tujuan pemerintah setiap negara. Karenanya mereka mengerahkan fikiran dan modal demi mewujudkannya. Keamanan yang dimaksud merupakan lawan dari ketakutan yang berupa ketenangan hati dan lenyapnya perasaan takut, sehingga suatu negara yang aman merupakan cerminan bahwa rakyatnya tenang.

Keamanan itu lebih dikedepankan daripada makanan, sebab orang yang ketakutan tidak akan dapat merasakan lezatnya makanan, nyenyaknya tidur dan tempat yang tenang. Demikianlah Allah mengabadikan doa Nabi Ibrahim as. Dalam Al-Qur’an:

رب اجعل هذا بلدا آمنا وارزق أهله من الثمرات

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan” (QS,Al-Baqarah: 126).

Selanjutnya, apa saja sarana yang akan menghantarkan pada keamanan? Apakah dengan kedzaliman dan otoriter? Ataukah dengan sistem diktator? Ataukah dengan bergampang dalam mengampuni pelaku dosa dan kerusakan hingga batas kekacauan seperti yang dinamakan “demokrasi”? Apakah keamanan itu diraih dengan menggunakan alat canggih dan senjata pemusnah serta penemuan modern lainnya? Apakah keamanan  di dapat dengan kuatnya para penjaga dan bala tentara?

Telah gagal semua sarana tersebut dan merugi setiap undang-undang di bumi serta manusianya menjadi bingung sementara keamanan belum terwujud. Sebagai bukti dari hal ini, negara-negara yang terkenal canggih dan maju telah memiliki itu semua. Akan tetapi justru negara itu menjadi terombang-ambing, ketakutan menyebar di mana-mana, orang-orang bejat menguasai mereka hingga pada taraf seorang pendatang tidak merasa aman dengan apa yang di bawanya berupa mata uang seperlunya di setiap saat. Kalau begitu, apa sebab-sebab yang bisa menopang keamanan setelah semua negara mencoba setiap undang-undang?

Sesungguhnya sebab-sebab keamanan itu ada dalam Islam yang Allah pilih untuk manusia hingga hari kiamat.

ومن أحسن من الله حكما لقوم يوقنون

(Dan (hukum) siapakah yg lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yg yakin ?” (QS, Al-Maidah: 50

اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا

 “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian” (QS: Al-Maidah:3)

Sebagai bukti atas hal itu, dahulu keadaan di arab khususnya dan di dunia pada umumnya sebelum datangnya Islam. Mereka dalam kebodohan dan kesesatan. Jazirah arab penuh dengan fitnah dan kegoncangan, pencurian, perampokan dan peperangan. Tatkala Islam masuk, mereka berubah jadi masyarakat yang dicontoh, keamanan terjamin, menghukum dengan wahyu dan aqidah yang selamat. Merubah permusuhan jadi kecintaan, pemutusan jadi persaudaraan, kekikiran jadi kedermawanan dll.

واذكروا نعمت الله عليكم إذ كنتم أعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا وكنتم على شفا حفرة من النار فأنقذكم منها

“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh -musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya”(QS, Ali Imran: 103).

Itulah contoh pada zaman dahulu, adapun untuk saat sekarang, kita melihat negara-negara yang tidak berhukum dengan hukum Allah mereka dalam keadaan tidak aman dan banyak terjadi kesia-siaan. Berikut paling pentingnya penegak keamanan dalam agama:

1. Beriman kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya dalam keadaan bersembunyi/ terang-terangan disertai perasaan bahwa Allah akan membalas semua perbuatan. Sehingga setiap kali seorang hamba berniat jelek, dia akan mengurungkannya karena takut pada Allah SWT.

2. Memperbaiki aqidah dengan menyembah Allah semata, mengingkari peribadatan kepada selain-Nya hingga menjadikan kaum muslimin bersaudara, saling menyinta karena Allah, tidak mengganggu yang lain. Allah berfirman:

وعد الله الذين آمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدلنهم من بعد خوفهم أمنا يعبدونني لا يشركون بي شيئا ومن كفر بعد ذلك فأولئك هم الفاسقون

 “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik” (QS: An-Nur 55).

3. Menegakkan shalat, karena shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar.

4. Menunaikan zakat, karena zakat mengajarkan perasaan ikut susah atas penderitaan kaum fakir miskin dan yang butuh. Disamping itu menenamkan kecintaan dalam hati.

5. Menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan melarang tangan orang bodoh agar tidak berbuat dosa/ penindasan.

6. Menyatukan kalimat taat terhadap pemimpin selama tidak menyuruh pada kemaksiatan.

يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”(QS: An-Nisa’59). Dari sini Allah mengharamkan kita keluar dari ketaatan terhadap penguasa dengan memecah belah ketaatan karena hasilnya nanti pasti kerusakan, ketidakamanan, kesia-siaan dan perpecahan. Hal ini dapat dilihat di tengah kita/ masyarakat yang tidak menghormati penguasanya dengan mengatasnamakan kebebasan hingga bermunculanlah partai-partai yang saling menjatuhkan. Masing-masing ingin memimpin dengan mengadakan revolusi dan kudeta berdarah hingga menelan korban jiwa dan harta.

7. Mensyukuri nikmat pemberian Allah dan memanfaatkannya untuk ketaatan dan perbaikan serta hal yang positif. Karena kufur nikmat menjadikan sebaliknya yaitu munculnya ketakutan dan kelaparan.

وضرب الله مثلا قرية كانت آمنة مطمئنة يأتيها رزقها رغدا من كل مكان فكفرت بأنعم الله فأذاقها الله لباس الجوع والخوف بما كانوا يصنعون

                    Allah memberi perumpamaan sebuah daerah yang dahulu aman tentram, rizkinya datang dari setiap tempat lantas penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah tersebut. Sehingga Allah timpakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan akibat dari apa yang mereka lakukan (QS. An-Nahl 112).

8. Menegakkan ketentuan Allah bagi para pelaku dosa, karena keimanan mereka yang lemah; tidak bermanfaat nasehat dan peringatan maupun perintah dan larangan. Maka bagi mereka syariat Allah berupa sangsi yang akan membuat mereka jera/ kapok hingga kembali taubat dan yang lain mengambil pelajaran agar mereka merasakan pahitnya sangsi sebagaimana masyarakat merasa ketakutan dan permusuhan.

 

Demikianlah pilar-pilar penegak keamanan yang Allah SWT ridhai sebagai agama bagi hamba-hambaNya. Sebagaimana Islam mewujudkan keamanan dari ketakutan di dunia, Islam juga mewujudkan keamanan pemeluknya pada hari kiamat. Allah SWT berfirman:

الذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS, Al-An’am:82).

Para mufassirin menyatakan makna kedzaliman di sini berarti perbuatan syirik, berdasarkan hadits Nabi SAW yang menjawab pertanyaan para sahabat radhiyallahu ‘anhum berdasarkan pada firman Allah dalam surat Luqman:

إن الشرك لظلم عظيم

“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS, Luqman: 13).

إن المتقين في مقام أمين ÇÎÊÈ في جنات وعيونÇÎËÈ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,  (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air” (QS: Ad-Dukhan 51-52).

Banyak sekali ayat-ayat yang menjamin keamanan bagi seorang muslim di dunia dan akhirat. Tidak ada keamanan tanpa Islam, tidak pula keselamatan melainkan ketakutan yang mencekam dan siksa yang terus-menerus sebagaimana keadaan orang-orang kafir.

Demikianlah Allah mengabarkan keadaan orang yang berlindung kepada selain-Nya akan bertambah takut dan gelisah, karena perbuatan itu adalah syirik. Fakta yang ada mengungkapkan bahwa negara-negara yang berhukum dengan selain agama Islam, mereka dalam ketakutan, kegoncangan dan kudeta berturut-turut. Demikianlah berita ini kita dengar siang dan malam! Tidak ada jalan keluar selain dalam Islam yang sesungguhnya, tidak sepotong-potong. Sebagaimana seruan sebagian orang berupa penegakan hudud (cambuk, potong tangan dll.) dan yang lain hanya membasmi syirik.

Kembali ke pangkuan Islam dimulai dari aqidah yang merupakan pondasi dan atap Islam. Aqidah merupakan seruan para Rasul. Tidak akan menjadi baik ummat ini, melainkan dengan hal yang membuat baik generasi awalnya. Kita memohon kepada Allah agar memperbaiki keadaan kaum muslimin, membuat mereka istiqomah di atas agama-Nya; kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta metode salaf al-ummah.

*****

Sumber: Kitab Al-Khuthob Al-Minbariyyah fi Al-Munasabaat Al-‘Ashriyyah karya: Dr. Shalih Al-Fauzan dengan penyesuaian penulis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *