Khutbah Jum’at
“SYUKUR LEBIH TINGGI DARI TAKWA ATAU RIDHA?”
Oleh: M. Mujib Ansor, SH., M.Pd.I.Â
(Artikel Pernah Dimuat Pada Majalah al-Umm Edisi 5, Th.1, 2013)
Ma’asyiral Muslimin, jamaah Jum’at Rahimakumullah,
Marilah kita meningkatkan iman dan takwa kepada Allah dengan sebenarnya, kemudian kita tingkatkan pula rasa syukur kita kepada Allah agar hidup kita bisa tenang, tenteram, dan bahagia lahir-batin. Karena dengan hati yang “syukur”, hati menjadi tenang, tidak tamak, dan tidak serakah, sehingga hidup kita diliputi ketenangan, tidak diperbudak oleh harta dunia dan hawa nafsu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Syukur adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah, yaitu ibadah yang bersifat qalbiyah (hati). Sebab syukur adalah perintah Allah. Banyak ayat al-Qur’an yang memerintahkan dan mewajibkan kita untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Dan buah dari syukur itu luar biasa, diantaranya adalah ditambahinya nikmat oleh Allah .
Salah satu ayat yang sangat populer karena seringnya kita ucapkan dan kita dengar adalah:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memberitahukan, jika kalian bersyukur niscaya Aku akan tambah (nikmat itu) bagi kalian, dan jika kalian kufur, maka sesungguhnya siksa Ku amat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Dalam ayat ini Allah menjadikan tambahan (nikmat) bergantung kepada kesyukuran.1 Syukur adalah pengikat nikmat dan penyebab pertambahannya. Umar bin Abdul Aziz berkata, ikatlah nikmat-nikmat Allah dengan bersyukur kepada-Nya.2
…selengkapnya di http://www.majalahalumm.com/khutbah-jumat-syukur-lebih-tinggi-dari-takwa-atau-ridha/