Kesalahan Tajwid Sangat Fatal, Menteri Agama Malah Sebut Ragam Langgam Bacaan Al-Quran Perkaya Khazanah Qiraat!
Jakarta – Kekayaan langgam bacaan Al-Quran khas nusantara yang dimiliki bangsa Indonesia memperkaya khazanah qiraah kita. kita perlu menunjukan kepada dunia bahwa sesunguhnya kita memiliki kekayaan yang terkait dengan Al-Quran, tidak hanya pada iluminasi Al-Quran atau penulisannya tapi qiraah-nya juga.
“Untuk itu, saya minta kepada jajaran di Kemenag untuk mencari ragam langgam bacaan Al-Quran di nusantara ini,†terang Menag Lukman Hakim Saifuddin saat Milad Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal ke-18 di TMII Jakarta, Rabu (6/5).
….
Sedangkan menurut Ustadz Toha Husain hafidz murid syaikh Shuraim di Purwokerto ada 3 kesalahan dlm membaca qur’an dg lagu dandanggulo [Jawa]
1. Kesalahan tajwid. maadnya dipaksa ikuti kebutuhan lagu.
2. Kesalahan logat. Alquran harus diucapkan dg logat arab. Biasanya dg qiraat sab’ah atau qiraat asyrah.
3. Kesalahan takalluf. Memaksakan utk meniru lagu yg tak lazim utk Qur’an.
Dan yg plg fatal kalau ada kesalahan niat. Yaitu merasa perlu menonjolkan kejawaan atau keindonesiaan atau kebangsaan dlm berinteraksi dgn al Qur’an. membangun sikap ashabiyyah dalam ber Islam. Allah yahdina wa yahdihim. Smg Allah menjaga keikhlasan kita dlm mencintai Qur’an. wallahu a’lam bisshawab.
Sumber: http://www.alamislam.com/2015/05/kesalahan-tajwid-sangat-fatal-menteri.html?m=1
___________________
Wasekjen MUI: Baca Alquran di Istana Pakai Langgam Jawa Adalah Memalukan
Wakil Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen mengungkapkan membaca Alquran dengan menggunakan langgam Jawa di Istana Negara, telah mempermalukan Indonesia di kancah internasional. Tengku merasa banyak kesalahan, baik dari segi tajwid, fashohah, dan lagunya.
Menurutnya, pembacaan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan langgam Jawa adalah hal konyol. Menurutnya, dalam Alquran sudah dijelaskan kitab suci itu diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.
Jadi membacanya juga mesti sesuai pada saat Alquran diturunkan ke bumi. “Ibadah itu sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dalam Alquran dijelaskan bahwa Alquran itu diturunkan dalam lisan Arab asli. Nabi juga mengatakan Alquran untuk dialek Quraisy, jadi membacanya harus dengan cara bagaimana Alquran itu diturunkan,” papar Tengku saat dihubungi Republika Online (ROL), Ahad (17/5).
Selain itu, Tengku menambahkan, lagu untuk pembacaan Alquran sendiri sudah disepakati para Qurra yang ada di dunia. “Lagunya yang sudah disepakati para Qurra’ tingkat dunia adalah lagu standar yang selama ini ada yakni husaini bayati, hijaz, shoba, nahqand, rast, sikkah, jaharkah atau Ajami,” tuturnya.
Dia juga menilai akan lahir keanehan jika Alquran dibaca dengan menggunakan langgam tertentu seperti lagu Cina, Batak, seriosa, Indian, Jawa, Sunda, dan lainnya. “Hal itub tentu akan merusak keindahan Alquran sendiri. Bayangkan lah jika lagu Jawa dinyanyikan pakai cara seriosa, maka penciptanya akan protes dan keindahannya hilang,” ucap Tengku.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/05/17/nohjmt-wasekjen-mui-baca-alquran-di-istana-pakai-langgam-jawa-adalah-memalukan