Dzikir Ba’da Shalat Yang Disepakati Seluruh Madzhab (1)
Oleh: Muhammad Syahri
Makalah ini kami beri judul “Dzikir Ba’da Shalat Yang Disepakati Seluruh Madzhab” karena yang kami ketengahkan adalah hanya hadits-hadits shahih serta hasan yang tentunya semua hadits ini diterima oleh seluruh imam madzhab berdasarkan kesepakatan mereka yang mengatakan:
إِذَا صَحَّ الْحَدِيْثُ فَهُوَ مَذْهَبِيْ
“Jika hadits tersebut shahih, maka itu adalah madzhabku.”
Imam an-Nawawi as-Syafi’i berkata: Para ulama telah berijma’ tentang disunnahkannya dzikir setelah shalat. Dalam masalah ini terdapat banyak hadits yang shahih.” (al-Adzkar, tahqiq Abdul Qadir al-Arnauth, halaman 109)
Imam an-Nawawi juga berkata “Disunnahkan memulai dzikir-dzikir tersebut dengan hadits istighfar.” (al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab (3/468))
Berikut ini adalah dzikir-dzikir tersebut beserta dalilnya:
Membaca istighfar dan Allahumma antas Salam:
أسْتَغْفِرُ اللهَ ، أسْتَغْفِرُ اللهَ ، أسْتَغْفِرُ اللهَ ، اللَّهمَ أنْتَ السَّلاَمُ ومِنْكَ السَّلاَمُ ، تَبَارَكتَ يا ذَا الْجَلاَلِ والْإِكْرَامِ
“Aku memohon ampun kepada Allah, Aku memohon ampun kepada Allah, Aku memohon ampun kepada Allah, ya Allah Engkau adalah as-Salam (Pemberi keselamatan), dan dari-Mu-lah keselamatan, Maha Suci Engkau yang memiliki keagungan dan kemuliaan.”
Dalilnya adalah:
وعَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ الله إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ، اسْتَغْفَرَ ثَلاَثًا، وَقَالَ: اللهمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإكْرَامِ.
Dari Tsauban dia berkata: “Adalah Rasulullah jika selesai dari shalat, beliau beristighfar tiga kali dan membaca [اللهمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإكْرَامِ].” (Shahih, HR. Muslim (135/591), at-Turmudzi (300), an-Nasa`i (1336), Abu Dawud (1513), dan Ibnu Majah (938) dengan lafazh Muslim)1
Imam al-Auza’i (Imam negeri Syam, w. 157 H) salah seorang perawi, ditanya tentang cara membaca istighfar: “Bagaimana istighfar itu?” Beliau berkata: Ucapkan: “Astaghfirullah, astaghfirullah.”
Khusus setelah shalat subuh dan shalat maghrib:
Setelah shalat subuh dan shalat maghrib membaca sebanyak sepuluh kali atau seratus kali pada shalat subuh saja:
لاَ إِلَهَ إِلاًّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، [بِيَدِهِ الْخَيْرُ] وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, Yang Maha Tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah (segenap) kerajaan, milik-Nya lah (segenap) pujian, Dialah yang menghidupkan, dan mematikan, ditangan-Nya lah segenap kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Dalilnya adalah:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، أَنَّ رَسُولَ الله قَالَ: « مَنْ قَالَ فِي دُبُرِ صَلاَةِ الْفَجْرِ، وَهُوَ ثَانٍ رِجْلَيْهِ، قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ: لاَ إِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، عَشْرَ مَرَّات،ٍ كُتِبَتْ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ، وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ، وَكَانَ يَوْمَهُ ذَلِكَ كُلَّهُ فِي حِرْزٍ مِنْ كُلِّ مَكْرُوهٍ، وَحُرِسَ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَلَمْ يَنْبَغِ لِذَنْبٍ أَنْ يُدْرِكَهُ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ، إِلاَّ الشِّرْكَ بِاللهِ ».
“Dari Abu Dzar , Rasulullah bersabda: “Barangsiapa pada setiap akhir (selesai) shalat subuh dalam keadaan kakinya tetap pada posisi (tasyahhud)nya dan belum berkata apa-apa dia membaca [لاَ إِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ] sebanyak sepuluh kali, maka ditulis baginya sepuluh kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, diangkatlah untuknya sepuluh derajat, dan pada keseluruhan harinya tersebut dia berada dalam benteng yang melindunginya dari setiap yang dibenci, dijaga dari syetan, dan tidak layak bagi satu dosapun yang menghampirinya pada hari itu, kecuali syirik kepada Allah.” (Hasan lighairihi, HR Turmudzi 5/515 (3474), Shahih at-Targhib wat Tarhib (1/472) oleh Imam al-Albani . Sebelumnya al-Albani telah mendha’ifkan hadits ini dalam kitab Dha’if Sunan at-Turmudzi (3474), tetapi kemudian al-Albani menghasankannya dalam kitab Shahih at-Targhib wat-Tarhib dengan berkata: “Hadits hasan dengan penguat-penguatnya.”)
عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، قَالَ رَسُولَ الله : « مَنْ قَالَ دُبُرَ صَلاَةِ الْفَجْرِ، وَهُوَ ثَانِي رِجْلَهُ، قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ: لاَ إِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، عَشْرَ مَرَّات،ٍ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ قَالَهَا مِنْهُنَّ حَسَنَةً وَمُحِيَ عَنْهُ سَيِّئَةٌ، وَرُفِعَ بِهَا دَرَجَةٌ، وَكاَنَ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ قَالَهَا عِتْقُ رَقَبَةٍ، وَكَانَ يَوْمَهُ ذَلِكَ فِيْ حِرْزٍ مِنْ كُلِّ مَكْرُوْهٍ، وَحُرِسَ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَلَمْ يَنْبَغِ لِذَنْبٍ أَنْ يُدْرِكَهُ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ، إِلاَّ الشِّرْكَ بِاللهِ ».
Dari Abu Dzar , dia berkata Rasulullah bersabda: “Barangsiapa setelah shalat subuh, dalam keadaan kakinya tetap pada posisi tasyahhud dan sebelum berkata-kata dia membaca [لاَ إِلَهَ إِلاًّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ] sebanyak sepuluh kali, maka Allah akan menulis baginya satu kebaikan dengan setiap bacaan yang dibacanya, dan dihapus darinya satu keburukan, dengannya diangkat satu derajat, dan dengan setiap bacaan yang dibacanya dia mendapat pahala memerdekakan satu orang budak, dan pada harinya itu, dia berada dalam benteng yang melindunginya dari segenap yang dibenci, terlindungi dari syetan, dan tidak layak bagi dosa untuk menghampirinya pada hari itu, kecuali syirik.” (Hasan lighairihi, HR. Nasa`i al-Kubra (6/37 (9955)), Shahih at-Targhib wat Tarhib (1/472))
عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : « مَنْ قَالَ فِي دُبُرِ صَلاةِ الْغَدَاةِ: لاَ إِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، مِئَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ أَنْ يَثْنِيَ رِجْلَيْهِ، كَانَ يَوْمَئِذٍ أَفْضَلَ أَهْلِ الأَرْضِ إِلا مَنْ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَى مَا قَالَ ».
“Barangsiapa pada setiap selesai shalat subuh membaca:
لاَ إِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
sebanyak seratus kali sebelum dia merubah posisi kakinya, maka pada hari tersebut dia adalah penduduk bumi yang paling utama amalnya, kecuali orang yang mengucapkan seperti apa yang dia ucapkan atau menambah lebih dari apa yang telah dia ucapkan.” (Hasan lighairihi, HR Thabrani (8/280 (8075)) Shahih at-Targhib wat Tarhib (5/476))
عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : «مَنْ قَالَ حِينَ يَنْصَرِفُ مَنْ صَلاةِ الْغَدَاةِ قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ: لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ عَشَرَ مَرَّاتٍ، أُعْطِيَ بِهِنَّ سَبْعًا، كُتِبَ لَهُ بِهِنَّ عَشَرُ حَسَنَاتٍ، وَمُحِيَ عَنْهُ بِهِنَّ عَشَرُ سَيِّئَاتٍ، وَرُفِعَ لَهُ بِهِنَّ عَشَرُ دَرَجَاتٍ، وَكُنَّ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ نَسَمَاتٍ، وَكُنَّ لَهُ حِفْظًا مِنَ الشَّيْطَانِ، وَحِرْزًا مِنَ الْمَكْرُوهِ، وَلَمْ يَلْحَقْهُ فِي يَوْمِهِ ذَلِكَ ذَنْبٌ إِلا الشِّرْكَ بِالله، وَمَنْ قَالَهُنَّ حِينَ يَنْصَرِفُ مِنْ صَلاةِ الْمَغْرِبِ أُعْطِيَ مِثْلَ ذَلِكَ لَيْلَتَهُ»
“Dari Mu’adz bin Jabal , dia berkata, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa saat selesai dari shalat subuh sebelum dia berbicara membaca:
[لاَ إِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ،]
sebanyak sepuluh kali, maka dengannya dia diberi tujuh hal; dengannya akan dituliskan baginya sepuluh kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, dengannya akan diangkat untuknya sepuluh derajat, dan kalimat tersebut setara dengan memerdekakan sepuluh budak, menjadi penjaga baginya dari syetan, menjadi benteng dari segala yang tidak disukai, dan pada hari itu tidak ada dosa yang menghampirinya kecuali syirik kepada Allah. Dan barangsiapa mengucapkannya setelah shalat maghrib, maka diapun diberi seperti itu pada malam harinya.” (Hasan lighairihi, HR. Ibnu Sunni, Thabrani (20/65 (119)), Shahih at-Targhib wat Tarhib (4475))
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ، عَنِ النَّبِيِّ ، أَنَّهُ قَالَ: « مَنْ قَالَ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ وَيَثْنِيَ رِجْلَهُ مِنْ صَلاةِ الْمَغْرِبِ وَالصُّبْحِ: لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، عَشْرَ مَرَّاتٍ، كُتِبَ لَهُ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ، وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ، وَكَانَتْ حِرْزًا مِنْ كُلِّ مَكْرُوهٍ، وَحِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، وَلَمْ يَحِلَّ لِذَنْبٍ يُدْرِكُهُ إِلا الشِّرْكَ، فَكَانَ مِنْ أَفْضَلِ النَّاسِ عَمَلًا، إَِلا رَجُلًا يَفْضُلُهُ، يَقُولُ أَفْضَلَ مِمَّا قَالَ »
“Dari ‘Abdurrahman bin Ghanmin, dari Nabi bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa sebelum berpaling dan merubah posisi kakinya dari shalat maghrib dan subuh membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
sebanyak sepuluh kali, maka akan ditulis baginya dari setiap bacaannya sepuluh kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, diangkat untuknya sepuluh derajat, dan kalimat tersebut akan menjadi benteng bagi setiap yang dibenci, dan benteng dari syetan yang terkutuk, dan tidak halal bagi dosa untuk menghampirinya kecuali syirik, dan dia menjadi orang yang paling utama amalnya, kecuali orang yang melebihinya dengan membaca yang lebih utama (lebih banyak) daripada yang dia baca.” (Hasan lighairihi, HR. Ahmad (18019), al-Arnauth berkata: “Hasan lighairihi…”, Shahih at-Targhib wat Tarhib (6/477))
عَنْ عُمَارَةَ بْنِ شَبِيبٍ السَّبَأِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله : « مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إَِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، عَشْرَ مَرَّاتٍ، عَلَى إِثْرِ الْمَغْرِبِ، بَعَثَ اللهُ مَسْلَحَةً يَحْفَظُونَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ حَتَّى يُصْبِحَ، وَكَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ مُوجِبَاتٍ، وَمَحَا عَنْهُ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ مُوبِقَاتٍ، وَكَانَتْ لَهُ بِعَدْلِ عَشْرِ رِقَابٍ مُؤْمِنَاتٍ ».
“Dari ‘Umarah bin Syabib as-Saba`iy , dia berkata Rasulullah bersabda: “Barangsiapa membaca:
[لاَ إِلَهَ إَِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ] sebanyak sepuluh kali setelah shalat maghrib, maka Allah akan menurunkan sepasukan bersenjata yang akan menjaganya dari syetan hingga pagi hari, dan Allah Allah menulis untuknya dengan bacaan itu sepuluh kebaikan yang mewajibkan (masuk sorga), menghapus darinya sepuluh keburukan yang membinasakan, dan bacaan itu baginya sebanding dengan memerdekakan sepuluh budak mukmin.” (Hasan, HR. at-Turmudzi (5/544 (3534)), Nasa`i al-Kubra (6/149 (10413)), Shahih at-Targhib wat Tarhib (1/113))
Membaca tahlil:
(( لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريْكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، اللهمَّ لاَ مَانِعَ لمِاَ أعْطَيْتَ ، وَلاَ مُعْطِيَ لمِاَ مَنَعْتَ ، ولاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ ))
“Tiada sesembahan yang haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala puji, dan bagi-Nya segenap kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Nasib baik (kekayaan) seseorang yang memiliki kekayaan tidak berguna dari (ancaman siksa)Mu, dari Mu lah kekayaan.”
Dalilnya adalah:
عَنْ وَرَّادٍ مَوْلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ كَتَبَ الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ إِلَى مُعَاوِيَةَ أَنَّ رَسُولَ الله كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريْكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، اللهمَّ لاَ مَانِعَ لمِاَ أعْطَيْتَ ، وَلاَ مُعْطِيَ لمِاَ مَنَعْتَ ، ولاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ»
Dari Warrad maula al-Mughirah bin Syu’bah, dia berkata, al-Mughirah bin Syu’bah menulis surat kepada Mu’awiyah , bahwa Rasulullah jika selesai dari shalat dan bersalam, beliau membaca [لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريْكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، اللهمَّ لاَ مَانِعَ لمِاَ أعْطَيْتَ ، وَلاَ مُعْطِيَ لمِاَ مَنَعْتَ ، ولاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ]” (Muttafaqun ‘alaih, HR. al-Bukhari (844, 6330, 6473, 6615, 7292), Muslim (593/137), Nasa`i (1340, 1341), Abu Dawud (1505), dan lafazh milik Muslim)
Kemudian Membaca tahlil dan Hawqalah:
(( لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ ، وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيءٍ قَديرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلاَّ بِاللهِ ، لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ ، ولاَ نَعبُدُ إلاَ إيَّاهُ ، لهُ النِّعمَةُ ولهُ الفَضْلُ ، ولهُ الثنَاءُ الحَسَنُ، لاَ إلهُ إلاَّ
اللهُ مُـخْلِصينَ لهُ الدِّينَ ولَو كَرِهَ الكَافِرونَ ))
“Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segenap kerajaan, bagi-Nya segenap pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah. Kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya segenap kenikmatan, dan bagi-Nya segenap keutamaan, bagi-Nya segenap pujian yang baik. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya sekalipun orang-orang kafir membenci.”
Dalilnya adalah:
عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ قَالَ : كَانَ ابْنُ الزُّبَيْرِ يَقُولُ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ حِينَ يُسَلِّمُ « لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ ». وَقَالَ كَانَ رَسُولُ الله يُهَلِّلُ بِهِنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ
Dari Abu az-Zubair dia berkata, “Ibnu az-Zubair membaca pada setiap selesai shalat setelah salam
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
dan dia berkata: “Rasulullah bertahlil dengannya pada setiap selesai shalat.” (Shahih, HR. Muslim (139/594), Nasa`i (1338, 1339), Abu Dawud (1506), dan lafazh milik Muslim) [*]
1 Sehabis salam, beliau tidak diam sambil menghadap kiblat kecuali seukuran dzikir di atas, dan bahkan beliau kemudian segera menghadap ke arah makmum berdasarkan hadits dari ‘Aisyah , dia berkata:
كَانَ رَسُولُ الله إِذَا سَلَّمَ َلا يَقْعُدُ إَِّلا مِقْدَارَ مَا يَقُولُ: اللهمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
“Adalah Rasulullah jika telah salam, beliau tidak duduk (menghadap kiblat) kecuali sukuran apa yang beliau baca, (yaitu seukuran): [اللهمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ]” (Shahih, HR. Muslim (592/136), Turmudzi (298), Ibnu Majah (934), dengan lafazh Muslim)