Edaran MUI Kabupaten Ketapang untuk Mewaspadai Aliran Syi’ah

Numpang promosi,
Pasca penggerebekan pembaitan syiah di kab ketapang kalbar beberapa hari yg lalu. Nyaris sebagian bedsr masjid secara serentak mensyiarkan kesesatan syiah di mimbar2 jumat hari ini.

Kami dari pengurus MUI Kabupaten Ketapang, memohon kepada para khatib sholat Jum’at untuk menyelipkan edaran ini untuk disampaikan dalam khutbahnya.
📕 Surat Edaran MUI Kabupaten Ketapang 📕

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

WASPADA TERHADAP ALIRAN SYI’AH

Tanggal 10 Desember lalu, Kabupaten Ketapang kedatangan 4 orang misi Syi’ah yang datang dari Pangkalan Bun. Dua orang dari mereka berwarganegara asing (WNA) Australia dan 1 WNA Dari Malaysia. Agenda mereka adalah menyebarkan pemahaman mereka kepada masyarakat Ketapang selama 6 hari (10 s.d.16 Desember).

Namun pada tanggal 13 Desember di malam harinya mereka digrebek dan dibubarkan oleh ratusan massa.

Berdasarkan investigasi MUI pada diktat dan lembaran yang mereka sebarkan ke masyarakat, juga yang didapat MUI dari Intel Reserse Polres Ketapang. Maka MUI menyimpulkan :

1. Dugaan masyarakat dan tokoh agama bahwa mereka adalah aliran Syi’ah tenyata benar. Terbukti dalam diktat tersebut, mereka tidak mengakui Abu Bakar, Umar dan Utsman sebagai Khalifah. Mereka hanya mengakui Ali saja yang berhak menjadi khalifah.

2. Aliran mereka bahkan lebih ekstrim dari Syi’ah pada umumnya. Karena aliran ini menganggap pemimpin mereka yang bernama Ahmad bin Al-Hasan yang sekarang tinggal di Iraq adalah Imam Mahdi Pertama dari 12 Imam Mahdi lainnya yang akan turun di masa depan.

3. Aliran ini adalah sekte baru dari Syi’ah. Pendirinya adalah Ahmad Al-Hasan Al-Yamani, yang sekarang tinggal di Irak.

Maka, MUI meminta kepada masyarakat untuk berhati-hati kepada aliran yang mencela sahabat-sahabat Nabi SAW. Dan kalau menemui ada paham seperti itu di Ketapang, mohon segera melaporkan ke Tokoh agama terdekat atau langsung ke MUI.

Pada kesempatan ini MUI ingin menyampaikan ayat Al-Quran dan hadits-hadits dari Nabi SAW tentang wajibnya kita mencintai para sahabatnya. Dan wajibnya kita mengakui bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali adalah Khulafaur Rosyidin tanpa membeda-bedakan ke empatnya.

📌 Allah berfirman :

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ

وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ

رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ

جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا

أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“ Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk Islam di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar” (QS. At-Taubah ayat 100).

📌 Hadits Pertama:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «

لاَ تَسُبُّوا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِى فَإِنَّ أَحَدَكُمْ

لَوْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ

أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ ».

Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam bersabda, “Janganlah kalian mencaci salah seorang dari sahabatku karena seandainya seseorang dari kalian berinfaq dengan emas seukuran Gunung Uhud maka (pahalanya) tidak dapat menyamai infaq para sahabatku dengan ukuran 1 mud (takaran untuk dua gengaman tangan normal) ataupun setengahnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

📌 Hadits kedua:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنِّي لاَ أَدْرِي مَا بَقَائِي فِيكُمْ فَاقْتَدُوا

بِاللَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِي. وَأَشَارَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ

وَعُمَرَ.

Aku tidak tahu sampai bila aku akan tetap bersama kamu sekalian. Maka ikutilah dua orang ini sepeninggalanku. Baginda mengisyaratkan kepada Abu Bakar dan ‘Umar. (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Hadis di atas menunjukkan kemuliaan Abu Bakar serta ‘Umar radhiallahu ‘anhuma. Di dalamnya terkandung perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke atas kaum Muslimin supaya mengikuti Abu Bakar dan ‘Umar serta berpegang teguh dengan sunnah keduanya.

📌 Hadits ketiga:

Hadits yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu sendiri yang diriwayatkan dari anaknya yang bernama Muhammad Ibnil Hanafiyah (anak Ali bukan dari Fathimah) :

قُلْتُ ِلأَبِي: أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ بَعْدَ رَسُوْلِ

اللهَ ؟ قَالَ: أَبُو بَكْرٍ. قَلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ:

عُمَرُ. وَخَشِيْتُ أَنْ يَقُوْلَ عُثْمَانُ. قُلْتُ:

ثُمَّ أَنْْتَ؟ قَالَ: مَا أَنَا إِلاَّ رَجُلٌ مِنَ

الْمُسْلِمِيْنَ.

Aku bertanya kepada bapakku (yakni Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu): Siapakah manusia yang terbaik setelah Rasulullah ? ? Ia menjawab: “Abu Bakar”. Aku bertanya (lagi): “Kemudian siapa?”. Ia menjawab: “Umar”. Dan aku khawatir ia akan berkata Utsman, maka aku mengatakan: “Kemudian engkau?” Beliau menjawab: “Tidaklah aku kecuali seorang dari kalangan muslimin”. (HR. Bukhari).

Semoga kita dan keluarga kita senantiasa diselamatkan dari pemahaman pemahaman yang merusak agama Islam dari dalam.

Ini adalah edaran singkat dari MUI Ketapang, selanjutnya akan diterbitkan Fatwa Resmi dari Komisi Fatwa setelah melakukan rapat dengar-pendapat dengan para ulama dan Ormas Islam Kabupaten Ketapang sebagaimana prosedur dan mekanisme yang berlaku di Organisasi MUI.

Sekian,
Ketapang, 16 Desember 2015

MAJLIS ULAMA INDONESIA
Kabupaten Ketapang.⁠⁠⁠⁠

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *