Oleh: Abu Sholih Harno P., S.P., M.PI.
Hari Selasa, 18 Jumadal Akhirah 1439 H / 6 Maret 2018 aktivitas kami berjalan tidak seperti biasanya. Hadirnya 100 pejabat PU dari berbagai Propinsi di Indonesia ke IPAL KSM-Al Umm menjadikan agenda rutin kami (gowes bersama Yai) diliburkan. Mengisi kevakuman ini, ana manfaatkan untuk masuk kantor dengan mengerjakan tugas-tugas yang ada. Dan subhanallah, ternyata Allah telah menyediakan sebuah kejutan yang berharga bagi kami.
Kejutan apa itu?
Sebelum Dhuhur datanglah Syaikh Ahmad Nashruddin Al-Libiy ke kantor ana. Beliau adalah seorang native speaker Arab yang turut mengajar bahasa Arab di Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah (MAA) Malang. Beliau mengatakan bahwa telah datang di Malang salah seorang teman beliau dari Yaman. Lulusan Magister bidang Syari’ah di salah satu Universitas di Yaman dan sekarang mengajar di Al Wafi Islamic Boarding School (WIBS) Bogor. Syaikh tersebut bernama Syaikh Muhammad Al-Yamani. Beliau datang ke Malang untuk mendampingi mudir WIBS, Ust. Ali Saman Hasan Lc, M.A. yang juga teman dari mudir MAA sekaligus mudir YBM yaitu Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag. Syaikh Ahmad Al-Libiy bermaksud mengundang temannya tersebut untuk memberikan muhadharah di Masjid Al-Umm. Beliau sudah sampaikan maksud tersebut ke mudir YBM dan disetujui kemudian diminta untuk mengatur teknis acara bersama dengan Abu Sholih karena pak Yai juga ada agenda di luar pada waktu yang bersamaan.
Kesempatan berharga ini tentu tidak layak untuk disia-siakan. Dari koordinasi singkat dengan Syaikh Ahmad, disepakati bahwa muhadharah akan dilaksanakan setelah Maghrib sampai Isya hari itu juga dengan penerjemah Ustadz Abdul Aziz Setiawan S.KM. yang mana sejatinya pada jadwal tersebut adalah jadwal rutin beliau mengaji kitab Syarah Riyadush Sholihin di Masjid Al Umm. Segala kebutuhan yang diperlukan dipersiapkan oleh para asatidz MAA dibantu dengan rekan-rekan pejuang di YBM.
Rencana Syaikh akan datang d Al Umm menjelang maghrib. Akan tetapi sampai iqomat maghrib Syaikh belum datang juga. Selesai maghrib kamipun bertanya-tanya. Syaikh sudah datang atau belum? Setelah kami perhatikan jama’ah yang ada, pandangan kami tertuju pada seorang jama’ah berwajah arab dengan pakaian seperti orang Yaman. Belum sempat kami beranjak menyapa beliau datanglah Syaikh Ahmad kepada kami dan memperkenalkan bahwa Syaikh yang dimaksud adalah Syaikh yang kami lihat tersebut. Segera kami sambut dengan sedikit ta’aruf dan mengisi biodata. Beliau bernama Syaikh Muhammad Saif Sa’id Az-Zaidi Al Yamani. Kemudian kami perlisahkan beliau menyampaikan muhadharah yang telah disiapkan.
Tema yang dipilih adalah “semangat mencari ilmu syar’i”. Tema terasa sangat pas untuk disampaikan karena sangat penting untuk memompa semangat para santri, baik yang tingkat Ma’had ‘Aliy maupun tingkat SMP. Sebagai seorang suami dari salah seorang akhowat asli Indonesia, beliau bisa menyampaikan materi secara lugas disertai dengan dalil-dalil Qur’an dan sunnah serta ditambah dengan kisah-kisah yang penuh faedah bagi tholibul ilmi. Terkadang beliau selingi muhadharahnya dengan sedikit ungkapan menggunakan bahasa Indonesia. Yang menarik dari muhadharah beliau adalah cara penyampaian dalil-dalil Al Qur’an yang beliau sampaikan dengan nada seperti murotal para imam qari’. Suara yang bagus dipadu dengan irama yang pas membuat telinga hadirin betah untuk mengikutinya. MasyaAllah. Beliaupun selesai muhadharah kita persilahkan untuk maju menjadi imam sholat Isya. Dan jama’ahpun amat terkesan dengan indahnya bacaan beliau.
Muhadharah ini alhamdulillah bisa berjalan dengan lancar. Agenda yang mendadak menjadikan persiapan juga seadanya dan kurang maksimal. Diantara yang kurang dalam persiapan adalah tidak adanya publikasi acara kepada masyarakat luas. Meskipun demikian, hadirin yang mengikuti muhadharah tetap banyak dan memenuhi ruang utama dan teras Masjid Jami’ Al-Umm. Peserta muhadharah ini berasal dari jama’ah taklim rutin masjid Jami’ Al-Umm yang setiap hari Selasa malam di asuh Ustadz Abdul Aziz Setiawan, S.KM., ditambah dengan mahasantri MAA dan juga santri putra SMPI Al Umm.
Pesan Yai Agus bahwa selesai sholat Isya Syaikh diminta menunggu Yai datang dari acara diluar. Maka sambil menunggu, kami jamu beliau dengan aneka makanan Arab yang dimasak oleh koki yang pengalaman hidup di Yaman. Dan Alhamdulillah, beliaupun menikmatinya. Yai Agus pun datang dan langsung bergabung bersama kami di ruang makan sambil berta’aruf dan membicarakan agenda-agenda dakwah yang bisa dilakukan.