Apa Yang Harus Dilakukan Usai Haji

Oleh:

Abu Rumaizan Ziyad At-Tamimi, S.ThI, M.H.I

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ * لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“Dan panggillah orang-orang untuk menunaikan ibadah haji, niscaya akan datang kepadamu orang-orang dengan berjalan kaki dan menaiki unta yang kurus dari segala penjuru. Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat agar mereka menyebut Allah di hari-hari yang telah ditentukan” (QS, Al-Hajj: 27-28).

Kepada jama’ah haji yang usai menunaikan manasiknya dan pulang ke tanah air, hendaknya mereka menjaga apa-apa yang telah diperoleh dari ibadah haji seperti menunaikan sholat wajib tepat pada waktunya, dengan berjama’ah di masjid bagi laki-laki, menunaikan zakat bagi yang belum sesuai dengan waktu dan hitungannya, berpuasa di bulan ramadhan, dan berburu lailatul qadar. Sebagaimana saat haji mereka menjauhi perkataan sia-sia/ kotor, perbuatan fasik dan berbantah-bantahan; maka jagalah pula dalam hidup selanjutnya hal-hal tersebut.

Wahai jama’ah haji! Carilah orang-orang yang butuh dari kalangan fakir miskin, orang-orang yang cacat, para janda dan anak-anak yatim sebagaimana kalian mencari orang-orang miskin dan lemah pada saat haji. Wahai jama’ah haji! Sucikanlah diri kalian hingga menjadi jiwa-jiwa yang tenang, lapang dan khusyu’ dengan meninggalkan kebencian, dengki, kemarahan dan iri.

Wahai jama’ah haji! Hendaklah lidah kita senantiasa basah dengan banyak berdzikir kepada Allah sebagaimana kalian mengucapkan talbiyah, berdoa, berdzikir menyebut Allah di tempat-tempat yang suci. Wahai jama’ah haji! Jadikanlah hati kalian selamat dari dengki dan dendam, kujungilah kerabat, sambunglah tali kekeluargaan, berbuatlah baik terhadap tetangga dan teman serta orang-orang tercinta.

Wahai jama’ah haji! Selamat atas kepulangan kalian, semoga mendapat janji dari Allah melalui lisan Rasul-Nya berupa diampuninya dosa sebagaimana anak yang dilahirkan oleh ibunya, maka janganlah dikeruhkan oleh dosa dan kemaksiatan. Semoga Allah mengabulkan amal-amal sholeh, ketaatan dan pengorbanan. Jagalah keikhlasan semua amalan tersebut dengan semata-mata meniatkannya untuk Allah.

Wahai jama’ah haji! Tanamkanlah pendidikan kepada anak-anak kalian dengan mengarahkan mereka disertai contoh juga berupa menanamkan pelajaran dari haji, juga maksud dan tujuannya. Wahai jama’ah haji! Sebagaimana kalian memanfaatkan keutamaan-keutamaan haji maka manfaatlah keutamaan-keutamaan lainnya dalam agama dan musim-musim tertentu.

Wahai jama’ah haji! Syukurilah nikmat Allah yang telah menjadikan untuk kalian sarana dan jalan yang mudah hingga dapat menunaikan ibadah haji dengan tenang dan khusyu’.   Wahai jama’ah haji! Pada saat menunaikan haji kalian terbiasa bersabar, mengemban perkara yang sulit, menjernihkan ruh, mengangkat jiwa dan menghiasinya dengan akhlak yang terpuji. Karenanya jangan kalian meninggalkannya, tapi jadikanlah sebagai penerang untuk kehidupan kalian yang akan datang.

 Wahai jama’ah haji! Kalian telah menghadiri moment muktamar manusia sedunia, ingatlah itu merupakan gambaran padang mahsyar dan hari perhitungan kelak di akherat. Hanya saja nanti di akherat melebihi hal itu karena manusia semua dari awal hingga akhir yang dikumpulkan ditambah keadaan mereka yang telanjang, tidak bersunat dan diliputi oleh keringat menurut kadar dosa mereka masing-masing.

Wahai jama’ah haji! Banyak ayat yang menunjukkan keutamaan haji seperti dalam surat Al-Hajj ayat 27-30. Sementara dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau bersabda: “Barangsiapa yang shalat seperti shalat kami ini -maksudnya subuh hari idul adha- dan berdiri bersama kami hingga waktunya, dan sebelumnya juga berdiri saat siang dan malam; berarti telah menunaikan hajinya dan menuntaskan manasiknya” (HR. Ashhab As-Sunan). Dalam sabdanya yang lain: “Tiada hari yang lebih banyak saat Allah Ta’ala membebaskan hamba-Nya dari neraka daripada hari Arofah. Dan Allah membanggakan mereka di hadapan para malaikat” (HR. Muslim).

Dalam sabdanya yang lain, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa berhaji dan tidak berkata-kata kotor dan tidak pula berbuat kefasikan maka dia seakan baru dilahirkan oleh ibunya” (Muttafaq ‘Alaih). Dan sabdanya: ” Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur itu kecuali surga” (Muttafaq ‘Alaih).

Beruntunglah orang yang hajinya mabrur, yaitu berupa keadaan dan kepribadiannya yang berubah usai menunaikan ibadah haji dengan menjadi lebih baik.

Sumber: شبكة الألوكة.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *