Bulan Ramadhan 1440 H terasa begitu indah. Berbagai ibadah dapat ditunaikan dengan mudah. Siang hari diisi dengan ibadah puasa, sedangkan malam hari dimakmurkan dengan sholat tarawih, qiyamullail dan tilawah. Cuaca selama Ramadhan ini di kota Malang begitu bersahabat meskipun matahari bersinar cerah. Durasi puasapun tidak menjadikan umat merasa lelah dan payah. Sehingga anak-anak juga dapat menunaikan puasa secara penuh tanpa berkeluh kesah.
Selain ibadah mahdhoh yang sudah menjadi keharusan untuk ditunaikan, Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah (MAA) juga mendapatkan kesempatan untuk menambah kebaikan. Kebaikan itu berupa lomba Tilawah Al Qur’an untuk para ustadz pengajar Al Qur’an. Amanah yang banyak diemban oleh para asatidz MAA menjadikan kesempatan ini diberikan kepada mahasantri MAA yang siap ditugaskan. Maka diutuslah 2 mahasantri untuk mengikuti perlombaan. Kedua mahasantri tersebut adalah Akhi Zaid Haritsah (Malang) dan Akhi Niharis Chepor (Thailand).
Lomba ini diperuntukkan bagi peserta se-Malang Raya. Bertempat di Masjid Cahyaning Ati dan Masjid Abdullah perumahan Permata Jingga. Total peserta yang mengikuti semua perlombaan mencapai 700 peserta. Mulai dari tingkat TK, SD, SMP sampai dewasa. Adapun khusus lomba Tilawah bagi para ustadz diikuti oleh puluhan peserta.
Lomba ini diselenggarakan oleh lembaga yang mengajarkan salah satu metode membaca Al Qur’an. Sehingga mayoritas peserta khususnya lomba tilawah diikuti juga oleh Ustadz dan ustadzah yang mengajarkan metode tersebut. Bahkan mushaf yang digunakan untuk lomba juga menggunakan mushaf khusus cetakan dari metode tersebut. Akan tetapi subhanallah, duta MAA yang tidak mengenal metode yang diajarkan oleh panitia, tetap bisa tampil dengan baik bahkan berhasil mendapatkan hasil yang terbaik.
Hasil akhir lomba tersebut, 10 besar didominasi oleh Ustadz dan ustadzah pengajar metode baca tersebut. Sedangkan 8 besar didominasi oleh ustadzah (wanita). Dan yang luar biasa pada 8 besar tersebut terdapat 2 nama yang menjadi delegasi MAA. Akhi Niharis Chepor berhasil meraih peringkat 7, sedangkan akhi Zaid Haritsah meraih Juara 2. Allahu Akbar. Yang lebih menakjubkan, kedua delegasi tersebut berangkat dalam kondisi yang kurang sehat. Karena pada malam harinya keduanya masih menderita sakit demam dan batuk. Subhanallah.
Demikianlah delegasi MAA telah diberi anugerah oleh Allah ta’ala. Kemampuan mereka diakui oleh panitia yang menggunakan metode berbeda dalam mengajarkan Al Qur’an. Mereka bisa meraih hasil terbaik meskipun dalam kondisi yang kurang sehat. Tentu ini adalah karunia yang tak terhingga dari Allah ta’ala. Semoga Allah ta’ala senantiasa memberikan keberkahan kepada para duta MAA, kepada para asatidznya dan juga kepada seluruh elemen ma’had sehingga bisa terus menyebarkan kebaikan dan memperbaiki umat dimanapun mereka berada. Aamiin.