GANGGUAN JIN DALAM TATANAN SOSIAL MASYARAKAT
Bismillahirrahmanirrahim
Pada edisi sebelumnya sudah kita bahas mengenai berbagai pengaruh gangguan jin terhadap kepribadian manusia, yaitu manusia sebagai individu. Selanjutnya marilah kita mencermati bagaimana keberadaan individu-individu yang bermasalah ini apabila masuk dalam sebuah sistem kehidupan apabila kita tinjau dari kedudukan sosialnya? Peran utama manusia dalam kehidupan ini adalah bagaimana dia memposisikan dirinya di hadapan Allah dan kehidupan sosialnya. Hal ini tidak bisa terlepas dari status manusia sebagai ‘abdullah (hamba Allah) dan makhluk sosial.
Tugas utama sebagai hamba Allah adalah mantaati Allah, menyembah-Nya, menjalankan segala perintah–Nya dan menjauhi semua larangan–Nya. [QS. Adz Dzariyat [51]: 56]. Sedangkan dalam peran sosialnya, dia harus berjalan di atas syari’at yang telah dibentangkan oleh Allah dalam Al Qur’an dan melalui Rosul-Nya, Muhammad i, dalam As-sunnah.
Oleh karena itu jika seorang hamba telah berpegang teguh pada kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, berarti dia telah mendapatkan petunjuk ke jalan lurus, dan berarti dia telah menjauhi segala keburukan. Walhasil, akan terlahirlah manusia-manusia dengan pribadi yang mulia dan bertaqwa di hadapan robb-Nya. Ketika pribadi-pribadi seperti ini masuk dalam sistem masyarakat akan memberikan kontribusi kebaikan. Tetapi sebaliknya apabila pribadi-pribadi yang jauh dari Allah dan RosulNya, pribadi-pribadi yang jauh dari kitabullah dan sunnah rosul-Nya masuk dalam sistem masyarakat, maka akan banyak menimbulkan kerusakan. Dan pada dasarnya pribadi-pribadi ini adalah pribadi yang yang mengikuti hawa nafsu dan terkontaminsi oleh jin/setan. (Q.S. Al Ahzhab: 36; al-Qashash: 50)
Peran sosial atau kedudukan individu dalam masyarakat beraneka ragam, marilah kita mulai dari peran terkecil sampai terbesar, antara lain:
Sebagai Anak: ketika seorang anak terkena gangguan jin akan membentuk karakter/kepribadian yang tidak baik, otomatis akan berpengaruh besar terhadap sistem keluarga. Anak ini akan mempunyai akhlak yang buruk, suka melawan orang tua, hidupnya tidak mau diatur, pemarah, pemurung, dan lain-lain. Sifat atau karakter ini muncul tergantung jenis jin yang berada dalam tubuhnya. Seperti yang sudah pernah kami tangani, ada seorang anak yang menanggung penyakit suka mencuri (kleptomania), suka berbohong. Semua bentuk kepribadian ini apabila ekstrim (berlebihan) dan berada dalam sistem keluarga maka akan menimbulkan masalah dan mengganggu anggota keluarga yang lain. Jika jin anak tersebut berada dalam sistem sekolah, maka juga akan menimbulkan masalah di sekolah. Baik dengan guru, teman, atau yang lainnya, karena efek dari gangguan jin yang ada dalam tubuhnya. Di luar sekolah pun, anak ini akan mencari tempat/lingkungan yang bisa menyuplai energy bagi makhluk yang ada dalam tubuhnya. Kecenderungannya, lingkungannya tidak baik. Demikian seterusnya, pribadi ini berkembang dengan karakter yang dibentuk oleh provokasi jin/setan. Tanpa disadari, lama kelamaan akan menjadi tabiat yang utuh dan menyatu. Sehingga ketika anak ini menjadi seorang suami, ayah, atau pun mempunyai kedudukan di masyarakat tidak akan terlepas dari ini semua.
- Sebagai ayah: mempunyai kedudukan tertinggi dalam hirarki keluarga. Ayah sebagai pemimpin, yang mempunyai tanggung jawab terhadap semua anggota keluarga. Bisa dibayangkan, apabila ayah yang seharusnya jadi panutan dan teladan dari putra-putri dan istrinya mempunyai karakter/sifat yang tidak selayaknya sebagai pemimpin. Seperti yang biasa sering kita dengar dan lihat; temperamen yang luar biasa (prilaku kasar terhadap anak dan istri), zalim terhadap keluarga, perselingkuhan, perbuatan maksiat (miras, nerkoba, judi, dll). Ketika seorang ayah yang mempunyai karakter/sifat yang merupakan refleksi dari gangguan jin ini berada dalam sistem keluarga akan merusak sistem ini. Sistem akan goyah, bisa jadi putra-putrinya akan jadi korban dari buruknya karakter sang ayah.
-
Dengan muncul sikap tidak santun, tidak ada rasa hormat, bahkan yang muncul sikap kebencian terhadap sosok sang ayah. Akhirnya mereka melampiaskan perasaan hatinya keluar rumah, dengan mencari teman dan lingkungan yang dirasa bisa mengobati hatinya. Demikian juga seorang istri, yang mempunyai suami yang zalim, selingkuh, tidak mempunyai rasa tanggung jawab, bisa jadi dengan lemahnya iman semakin diperburuk dengan membalas prilaku buruk suami dengan perbuatan yang sama. Bisa dibayangkan, jika setan telah berada dalam sebuah sistem, maka bisa merusak segenap sistem. Dan yang bisa selamat hanya orang yang hatinya tetap terpaut dengan keimanan pada Allah dan syari’at yang dibawa Rasul-Nya.Seorang ibu: kedudukan ibu dalam kelurga begitu besar, mulai peran dalam mendidik, membina, mengayomi maupun melayani semua anggota keluarga (ayah dan anak-anak). Bisa dibayangkan, apabila seorang ibu terkena gangguan jin/setan, yang pada akhirnya membentuk karakter atau kepribadian. Misalnya sifat suka marah, sedikit-sedikit anak dibentak-bentak, diomeli kesana kemari, tidak ada nuansa mendidik, nuansa yang menyejukkan, yang ada hanyalah menyalahkan. Apa yang terjadi dengan anak-anak, apalagi jika masih kecil? Anak-anak yang masih balita, belum tahu benar-salah, psikologinya bisa menjadi timpang. Ada juga yang lebih parah, anak yang masih usia 3 bulan di bawah ke loteng mau dilempar. Demikian juga terhadap suami, dengan berbagai sifat ekstrim yang lahir dari provokasi jin/setan. Seperti sifat yang terlalu curiga terhadap suami, tidak percaya dengan yang dilakukan suami, merasa dibohongi, dan lain sebagainya. Sifat ini kalau ada dan ekstrim maka bisa berakibat fatal terhadap perjalanan rumah tangga. Kalau tanpa ada penanganan yang serius bisa berakibat perceraian. Seorang yang sudah terprovokasi setan/jin begitu berada di masyarakat bisa menjadi orang yang suka gosip, iri terhadap tetangga, ada saja yang salah dengan orang lain, senantiasa menyebar fitnah. Demikian juga di lingkungan kerja akan banyak menemukan masalah, baik terhadap atasan, bawahan, maupun rekan kerja, bahkan suka menipu, berbohong, berkhianat, dan sebagainya.
-
Demikian juga terhadap suami, dengan berbagai sifat ekstrim yang lahir dari provokasi jin (setan). Seperti sifat yang terlalu curiga terhadap suami, tidak percaya dengan yang dilakukan suami, merasa dibohongi, dan lain sebagainya. Sifat ini kalau ada dan ekstrim maka bisa berakibat fatal terhadap perjalanan rumah tangga. Kalau tanpa ada penanganan yang serius bisa berakibat perceraian. Seorang yang sudah terprovokasi jin (setan) begitu berada di masyarakat bisa menjadi orang yang suka gosip, iri terhadap tetangga, ada saja yang salah dengan orang lain, senantiasa menyebar fitnah. Demikian juga di lingkungan kerja akan banyak menemukan masalah, baik terhadap atasan, bawahan, maupun rekan kerja, bahkan suka menipu, berbohong, berkhianat, dan sebagainya.
bersambung…
________________________
Artikel “GANGGUAN JIN DALAM TATANAN SOSIAL MASYARAKAT” dimuat di Majalah al-Umm Edisi VIII Th. 1
1. Pemasaran, Sirkulasi, dan Iklan
CP: 0812-3133-8889
(jam kerja 08.00 – 16.00)
2. Redaksi
CP: 0812-3133-9008
3. Informasi, kritik, dan saran
bisa disampaikan melalui alamat email: majalah@binamasyarakat.com
***