Apa yang kita saksikan atau kita baca atau kita dengar beritanya tentang kejadian di Mesir, yang puncaknya pada hari Rabu, 7 syawwal 1434 H (14 Agustus 2013) kemarin dalam agenda pembubaran warga Mesir yang melakukan demo damai di lapangan Rabiah Adawiyyah dan al Nahdhah untuk menentang kudeta, adalah pembantaian mengerikan dan biadab, membabi buta, dimana pemerintah kudeta melakukan pembantaian sebanyak 6000 syahid –insyaAllah– dan 10.000 luka luka.
Dengan membabi buta pengkudeta yang dipelopori oleh syiah, liberal, nasyrani dan didukung oleh zionis dan Amerika serta antek anteknya, membantai para pendemo damai dengan berbagai macam senjata berat termasuk senjata bikinan Israel. Laki laki, wanita, orang tua dan anak anak kecil semuanya dibantai dengan tembakan, sniper, dilindas kendaraan lapis baja, dibakar, dan lainnya.
Oleh karena itu wajib bagi para ulama dan umara untuk mengingkari kebiadaban ini. Dalam hal ini syekh al ‘alim al muhaddits Abdullah al Sa’d menyatakan bahwa siapa saja yang melakukan pembantaian ini dan yang mendukungnya dg dana, kalimat, izin dan ridha maka termasuk dalam ancaman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah neraka jahannam kekal di dalamnya, Allah memurkainya dan melaknatnya serta menyediakan adzab yang besar untuknya.”
Syekh meminta kepada seluruh ulama di mana saja, khususnya di Mesir, untuk membela saudaranya yang dizhalimi dan dibantai dalam melawan musuh musuh agama. Dalam kasus seperti ini tidak boleh membisu atau mendiamkannya, tetapi wajib mengingkarinya dan berlepas diri dari para pelakunya dan tidak samar bagi yang punya mata bahwa ini adalah perang antara yang haqq yaitu islam dan yang batil yaitu kufur, bukan fitnah yang harus dijauhi.
Beliau berkata: “saya tutup keterangan saya ini dengan ucapan syekh Hamd bin Atiq rahimahullah tentang hukum orang yang mendiamkan kebatilan dan kemungkaran: para pelacur, para pencuri dan para peminum khamer lebih baik keadaannya di sisi allah dari pada orang yang mendiamkan kemungkaran.”
http://www.gensyiah.com/kewajiban-ulama-dan-umara-terhadap-pembantaian-muslim-mesir.html
diantara tanda matinya hati adalah bila kita dingin-dingin saja mengetahui saudara muslim yang lain dibantai, hanya karena dinilai bukan termasuk kelompok kita atau dianggap ahli bid’ah. wal ‘iyaadzu billaah. wallahu a’lam