Laporan Baksos II ke Lereng Gunung Sinabung

YBM - Sinabung 1Gunung Sinabung

Bismillah….

Atas rahmat dan kemudahan dari Allah TA’ala, kami tim YBM Peduli (M. Syuaib al-Faiz dan M. Ali Khudlori) yang bekerja sama dengan Bina al-Mustaqbal (bekasi) dan PULDAPII, berhasil mendarat dengan lancar dan selamat di Kuala Namu, Selasa 23 Juni 2015 sesuai jadwal, bahkan lebih cepat dari pada jadwal yang ditentukan. Alhamdulillah.

Selanjutnya dengan sambutan dan bantuan hangat dari saudara kami Abu Fathimah, yang dengan lincah mengantar kami untuk mendapatkan logistic yang diperlukan. Siang itu, di bawah sengatan matahari yang seolah tidak ramah, tidak seramah Abu Fathimah dalam menyambut tim, kami diarahkan ke pesantren Al-sunnah Medan, untuk membeli logistic bantuan yang diperlukan. Ya…beras kemasan istimewa untuk masyarakat yang tinggal di lereng gunung sinabung. Menurut informasi, malam tadi, yaitu senin malam, dan selasa pagi, Sinabung kembali menunjukkan aktifitas serius, bahkan eropsi kecil seperti yang diceritakan oleh Abu Fathimah kembali terdengar.

Hingga menjelang dzuhur , tapi pembaca di wilayah barat jangan kaget, karena hingga jam 12 pun, belum dzuhur di wilayah Medan dan sekitarnya , transaksi berhasil diteken dan dirampungkan dengan baik. Selanjutnya perjalanan kami adalah menuju TKP, yaitu desa Perbaji, 4.3 KM dari puncak Sinabung, dimana sore harinya akan diadakan acara buka bersama.

Perjalanan dari kota ke arah Sinabung kurang lebih 2-3 jam. Perjalanan yang luar biasa, sebab Abu Fathimah mengendarai mobil bak kompetisi F1, srampang kanan srimping kiri, wuss!

Jalan indah berkelok diapit pemandangan hijau yang tertutup abu di wilayah Sibolangit tidak menjadikan kendaraan kehilangan kecepatan. Dan ketika jam menunjukkan pukul 13:30 kami berhenti di wilayah Sibolangit, kami mampir di masjid al-Kamil untuk dzuhur. Setelah istirahat barang sejenak, rombongan melanjutkan misi. Hingga pada pukul 15:30 rombongan kecil berhasil memasuki Perbaji. Tidak lama, Pak Lawi selaku kontak kami di wilayah tersebut (Ketua BKM)  telah menyambut dengan gaya khas orang Medan.

Sambil menunggu kiriman logistic yang terbagi dalam dua trip, hari ini dan esok Rabo pagi, kami mengadakan perjalanan kaki menyelusuri desa Perbaji terus ke timur hingga ke desa Selandi Lama. Sisa keganasan lahar dingin terlihat di sana-sini, khususnya di Perbaji, desa di mana terletak masjid al-Ikhlas (masjid pertama dibangun 1970 M), yang akan diadakan buka bersama, seolah terputus karena jembatan terputus, di sebelah timur jembatan yang dari arah Selandi Baru pun terputus. Mobil tidak dapat masuk, sehingga perjalan dengan “kereta” alias motor atau jalan kaki, dan ini juga yang membuat pendistribusian bantuan membutuhkan tenaga ekstra, sebab harus diangkut bertahap dengan motor.

Sebelah kiri desa Perbaji, yaitu utara masjid, adalah jalan menuju Mardinding (2 km dari puncak), yang saat kami datang telah menjadi desa terlarang. Semua warga telah diungsikan ke posko-posko terdekat, Alhamdulillah sebagian warga Mardinding bisa menghadiri acara buka bersama di masjid tersebut.

Dalam perjalanan menyelusuri Perjaji dengan jalan kaki, Pak Lawi banyak cerita tentang kejadian serta beberapa desa yang benar-benar tertimbung lahar dingin, seperti Sukaramai dan 7 desa lainnya di arah timur gunung Sinabung. Sehingga desa-desa tersebut telah hilang dari peta Indonesia. Tapi yang menarik perhatian adalah suasana hijau segar di desa yang berada di kaki gunung Sinabung tersebut, berbeda dengan pemandangan yang kami saksikan sejak dari Sibolangit, sebelah timur Sinabung, sepanjang jalan pepohonan dan hutan-hutan dipenuhi abu, sekalipun tidak tebal, tetapi cukup menghilangkan pesona hijau khas pegunungan.

IMG-20150624-WA0017sinabung3

IMG-20150624-WA0016sinabung2

IMG-20150624-WA0015sinabung1

IMG-20150624-WA0018sinabung4

Bersambung………..

(Abu Salma)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *