ASET NEGARA DIKUASAI ASING

PBNU: 92 Persen Aset Negara Dikuasai Asing, Bagaimana Kita ini?

(Dari kiri ke kanan) Ketua Umum PGK Bursah Zarnubi, Oggy (moderator), H. As’ad Said Ali (Wakil Ketum PBNU), dan Ali Masykur Musa (Anggota BPK)

Jakarta, Sayangi.com – Tingginya peran asing dalam pengelolaan aset negara terus membuat banyak kalangan geram. Kini, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H. As’ad Said Ali mengungkapkan kegeraman sekaligus kekecewaannya itu.

“92 persen perusahaan yang mengelola aset negara yang didapat melalui alam sudah dibajak asing. Bagaimana umat kita ini?” kata As’ad saat menjadi pembicara dalam Konferensi Pelajar dan Mahasiswa Islam se-Indonesia bertajuk, “Membaca Sistem Ekonomi dalam Perspektif Ekonomi Berkeadilan”, di Jakarta, Sabtu (20/7/2013).

Dalam konferensi yang digelar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini, hadir juga sebagai pembicara Ketua Umum DPP Perhimpunan Gerakan Keadilan (PGK) Bursah Zarnubi dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Masykur Musa.

Seperti diketahui, hingga saat ini perusahaan-perusahaan yang dominan di Indonesia hingga menguasai 92 persen aset negara adalah perusahaan multi nasional. Di antaranya seperti Exxon, Chevron, Freeport, Newmont, dan Mobil Oil yang leluasa mengeruk pundi-pundi laba.

Tingginya dominasi asing dalam pengelolaan aset negara ini jelas As’ad sebenarnya bukan hal baru. Pada 1995 kata dia, Michele Bachmann sudah pernah melakukan penelitian mengenai aktor yang menjadi konglomerat di Indonesia. Hasilnya mengejutkan. Dari 300 konglomerat yang menguasai perekonomian di Indonesia, jelas dia, 73 persen di antaranya merupakan asing.

Kondisi ini kata dia, jelas berbeda dengan negara-negara yang sangat menjaga aset negaranya, demi kesejahteraan rakyatnya, seperti di Turki.

“Kalau mereka (asing, red) 73 persen, berarti umat (warga pribumi, red) hanya 27 persen. Bandingkan dengan Turki, 40 orang kaya di Turki, 39 di antaranya dikuasi umat,” ungkapnya kecewa.

Hal tersebut kata dia, tidak hanya melemahkan ekonomi Indonesia, tetapi juga Sumber daya manusia (SDM) dan bargaining (nilai tawar) yang juga lemah.

“Ekonomi Indonesia menjadi lemah, SDM umat menjadi lemah, posisi tawar menjadi rendah. Inilah yang terjadi, termasuk dalam kebijakan negara. Kita ditinggal. Pedagang kedelai, bawang, semua mengalami kebijakan yang tidak berpihak kepada mereka.” (MI)

sumber: http://www.sayangi.com/ekonomi/ekuin/read/2635/pbnu-92-persen-aset-negara-dikuasai-asing-bagaimana-kita-ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *