binamasyarakat.com: Stasiun televisi Inggris mengumumkan bahwa mereka akan menyiarkan adzan Subuh selama bulan suci Ramadhan untuk memberikan suara bagi minoritas Muslim yang berjumlah 2,8 juta jiwa, sebuah langkah yang disambut oleh Dewan Muslim Inggris. Channel ke-4 – saluran publik yang diciptakan untuk menarik perhatian minoritas – menegaskan kemarin bahwa mereka akan menjadi saluran utama yang pertama di Inggris yang menyiarkan adzan Islam pada pukul tiga pagi setiap hari, mulai tanggal 9 Juli nanti hingga akhir bulan Ramadhan. Direktur program faktual dalam saluran tersebut Ralph Lee mengatakan ia berharap untuk memberikan suara bagi pemirsa dari minoritas Muslim yang mematuhi hukum, seraya mengisyaratkan bahwa adzan Islam itu mendorong umat Muslim menuju saat-saat ketenangan dalam ibadah. Dia juga ingin menarik perhatian pemirsa lain untuk mengamati acara ini. Surat kabar itu mengutip (Daily Mail) dari Ralph Lee juga mengatakan bahwa selama ini liputan televisi tentang Islam selalu dikaitkan dengan terorisme atau ekstremisme, bahkan sambil menunjukkan bahwa saat Muslim moderat tampil di televisi pun hanya untuk memberikan pandangan yang bertentangan mengenai dua masalah ini.
Dewan Muslim Inggris, yang mewakili sekitar tiga juta Muslim mendukung langkah yang di diumumkan oleh Channel Four, dan dia mengatakan bahwa Ramadhan adalah bulan yang unik istimewa bagi umat Islam dan penghargaan pada saluran utama tidak hanya simbolis belaka, yang mengungkapkan rasa memiliki dan solidaritas. Dia menyatakan harapannya bahwa langkah ini membantu memberikan gambaran yang lebih realistis tentang Islam dan Muslim.
Ratusan orang menyebarkan berita ini di Twitter untuk jaringan sosial untuk mengekspresikan pendapat mereka, dan beberapa dari mereka mendukung langkah itu, tetapi yang lain menyerangnya dan menganggap ini adalah “Islamisasi Inggris.” Manajer program di Televisi ini sudah memprediksi bahwa dia akan menuai banyak kritikan karena penyiaran adzan Muslim. Perlu diketahui bahwa saluran yang sama telah dikritik awal tahun ini karena melakukan wawancara dengan Anjum Chaudhry, mantan pemimpin kelompok “al-Muhajirun” Salafi, dengan dalih memberikan sebuah platform untuk mengekspresikan pandangan-pandangannya yang ekstrem. Muslim menjadi sasaran balas dendam sejak dua orang tentara tewas Kopral Rigby (25 tahun) di luar barak Woolwich di London pada bulan Mei, di mana telah terjadi serangkaian demonstrasi dan insiden menargetkan kaum Muslim.