Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi

Oleh:
Ziyad At-Tamimi, M.H.I

Muqaddimah
Pagi dini hari 25 syawwal 1433 H. bertepatan dengan 12 september 2012, saya menerima email dari teman karib ketika di Riyadh DR. Hasan An-Nu’mi, salah seorang staf pengajar kuliah al-adab wa an-naqd Jaami’ah Al-Imam Muhammad ibn Su’ud Al-Islamiyah di Riyadh. Beliau mengabarkan tentang wafatnya salah seorang tokoh besar pengajar bahasa arab di Syria bernama Muhammad Ali Hamadallah Rahimahullah, yang merupakan salah seorang pejuang pengajar bahasa arab dan cabang-cabangnya. Beliau berjuang dari masa muda hingga usianya menginjak 80an masih mengajar dengan penyakit yang di deritanya. Innaa Lillahi wa Innaa Ilahi raaji’uun.
Demikianlah Syria dari sejak masa lalu hingga kini, negri tersebut masih memberikan sumbangsihnya terhadap dunia Islam. Kaitannya dengan ini penulis ingin melanjutkan perkenalan dengan para ulama dalam silsilah ulama’ salaf dari Syria, kali ini kita akan menyoroti sosok Ibnu Katsir رحمهالله. Sebagai cermin bagi kita betapa negri yang tadinya penuh dengan ulama yang dijadikan panutan di masanya bahkan hingga lintas generasi setelahnya sampai sekarang, kini negri tersebut mendapat ujian dari Allah سبحانه Ùˆ تعالى berupa penguasa yang zhalim dan menjadi wilayah sengketa diantara sesama penduduknya, hingga terjadi pembunuhan yang mengerikan akibat ulah tangan mereka sendiri. Wallahu Al-Musta’aan, wa ilaihi at-tiklaan, wa na’uudzu bihi min al-khadzlaan!! (Hanya kepada Allah kita mengadukan perkara ini, pasrah kepada-Nya dan berlindung dari tipu daya yang menghinakan).
Nama dan Nasabnya
Beliau adalah asy-syaikh al-imam al-‘alim al-hafizh al-mufid al-baari’ imaduddin Abu al-Fida’ Isma’il ibn Umar ibn Katsir ibn Dhau’ ibn Katsir ibn Dzir’I Al-Qaisi Al-Bushrawi Ad-Dimasyqi Asy-Syafi’i . Beliau sendiri menyebutkan dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah bahwa ayahnya Qurasyi dari Bani Hashlah dan mereka menisbatkan pada kemulyaan dan nasab.
Dari sini Ibnu Katsir memiliki perbedaan dari dua orang alim yang kita bahas sebelum ini, yaitu gurunya Ibnu Taimiyah رحمهالله dan muridnya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah رحمهالله. Ibnu Katsir رحمهالله memiliki kekhususan yaitu dari Quraisy dan sedikit perbedaannya adalah beliau dikenal bermadzhab Asy-Syafi’i.
Kelahiran dan Perkembangannya
Para ahli sejarah berbeda pendapat mengenai kelahiran beliau, ada yang mengatakan beliau lahir tahun 701 H. ada yang menyatakan 700 H. atau lebih sedikit. Bertepatan dengan tahun 1301 M. Dan kita tidak dapat menguatkan mana yang lebih kuat dari perbedaan tipis tersebut. Beliau dari desa Mujaidil dekat kota Bushra. Kemudian pindah ke Damaskus dan belajar di sana serta mendengar dari para syaikh di kota barunya. Beliau mulai menghafal berbagai matan dan sanad hingga unggul pada waktu beliau masih muda. Beliau bermadzhab syafi’i setelah berguru pada An-Nawawi dan syaikh Taqiyyuddin Al-Fazari.
Guru dan Muridnya
Tercatat dalam sumber-sumber yang ada beliau memiliki guru yang tercatat sekitar 16 orang. Mendapat arahan dari ahli hadis terkemuka di Suriah, Jamaluddin al-Mizzi, yang di kemudian hari menjadi mertuanya. Beliau pun sempat mendengar langsung hadis dari ulama-ulama Hejaz serta memperoleh ijazah dari Al-Wani. Adapun muridya banyak, karena beliau mengajar di berbagai tempat dan yang terkenal seperti Ibnu Hajji.
Akhlak dan Kedudukannya
Beliau berfatwa dan mengajar, berdebat dan menonjol di bidang fiqih, tafsir dan nahwu, serta ‘dalam’ ketika menilai para perawi yang cacat. Sumber lainnya menyatakan bahwa beliau adalah orang yang ahli fiqih yang jeli, ahli hadits dan peneliti serta ahli tafsir dan pengkritik sekaligus memiliki daya ingat yang kuat dan cepat. Tahun 1366, oleh Gubernur Mankali Bugha Ibnu Katsir diangkat menjadi guru besar di Masjid Bani Umayyah di Damaskus. Demikianlah kesibukan beliau, karya-karyanya tersebar ke penjuru negri di masa hidupnya dan manusia banyak mengambil manfaat setelah wafatnya.
Karya-karyanya
Al-hafizh Ibnu Katsir banyak mengarang kitab dalam berbagai cabang ilmu, diantaranya: dalam tafsir, hadits, tauhid, fiqih, sirah dan otobiografi serta sejarah. Dari sekitar 22 kitab karyanya, hanya 8 yang tercetak. Dan yang terkenal dan banyak beredar di kita adalah tafsir Ibn Katsir yang memiliki ciri tersendiri yaitu dengan metode ayat ditafsirkan dengan ayat, ayat ditafsir dengan hadits, jika tidak ada maka ayat ditafsir dengan perkataan sahabat/ tabi’in dan terakhir baru dengan bahasa arab. Karena itulah tafsir ini menjadi rujukan yang terbaik setelah tafsir At-Thabari. Karya beliau lainnya adalah Al-Bidayah wa An-Nihayah (Sejarah dari Nabi Adam hingga zaman beliau). Tidak lama setelah ia menyusun kitab Al-Ijtihad fi Talab al-Jihad (Ijtihad Dalam Mencari Jihad) beliau meninggal dunia.
Beliau juga memiliki berbagai karya di bidang ilmu hadits, karenanya gelar “al-hafizh” melekat pada dirinya. Jadi gelar al-hafizh itu sebenarnya untuk seorang muhaddits/ahli hadits, yaitu orang yang hafal dan mengetahui jalur sanad maupun matan hadits. Sedangkan penghafal Al-Qur’an sebenarnya dijuluki haamil al-Qur’an. Namun istilah ini tidak banyak diketahui orang, dan seolah tidak ada yang meluruskannya. Diantara karyanya dalam hal ini yang terkenal adalah :
1. Jami al-Masanid wa as-Sunan (Kitab Penghimpun Musnad dan Sunan) sebanyak delapan jilid, berisi nama-nama sahabat yang banyak meriwayatkan hadis;
2. Al-Kutub as-Sittah (Kitab-kitab Hadis yang Enam) yakni suatu karya hadis;
3. At-Takmilah fi Mar’ifat as-Sigat wa ad-Dhua’fa wa al-Mujahal (Pelengkap dalam Mengetahui Perawi-perawi yang Dipercaya, Lemah dan Kurang Dikenal);
4. Al-Mukhtasar (Ringkasan) merupakan ringkasan dari Muqaddimmah-nya Ibn Salah; dan
5. Adillah at-Tanbih li Ulum al-Hadits (Buku tentang ilmu hadis) atau lebih dikenal dengan nama Al-Ba’its al-Hadits.
Wafatnya
Semua sumber sepakat bahwa wafat beliau tahun 774 H. bertepatan dengan 1373 M . tanpa ada perbedaan diantara mereka. Lebih jelas lagi dinyatakan pada hari kamis 26 sya’ban dan dimakamkan di pekuburan ash-shufiyyah di samping gurunya Ibnu Taimiyah رحمهالله.
——————————–
Bibliografi
1. Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim karya Al-Hafizh Ibnu Katsir tahqiq As-Sayyid Muhammad As-sayyid cet. th. 1423 H./ 2002 M. Daar Al-Hadits Kairo-Mesir.
2. Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Al-Hafizh Ibnu Katsir tahqiq Abdurrahman Al-Ladqi cet. ke-6 th. 1422 H./ 2001 M. Daar Al-Ma’rifah Beirut- Lebanon.
3. Wikipedia bahasa Indonesia

2 Comments

  1. Al Imam Mufassir Al Hafidz Muarrikh Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir rahimahulloh beliau adalah salah satu ‘ulama ahlussunnah idola saya walhamdulillah karya karya beliau yang luar biasa :
    1. Tafsir Al Qur’anul ‘adhim
    2. Al Bidayah Wa Nihayah
    3. Qassaasul anbiya’

    Dan alhamdulillah sekali Tafsir Al Qur’anul ‘adhim dengan didukung oleh Depag terjemahannya telah tersebar ke seluruh penjuru negeri Indonesia…
    Semoga Alloh merahmati beliau dan membalas jasa jasa Al Hafidz Ibnu katsir

  2. Ustadz Ziyad, Mohon silsilah sirah para ‘u;ama Damascus Siria dilanjutkan. Karena Baru Al Hafidz Ibnu AlQoyyim dan AL Hafidz Ibnu Katsir. Al Imam Nawawi, Al Hafidz Ad Dzahabi dll masih belum.
    Jazaakumulloh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *