Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Oleh:
Ziyad At-Tamimi, M.H.I

Pendahuluan
Dari makalah-makalah saya terdahulu yang membicarakan tentang sejarah dan peradaban negri Syam, baru satu dari tokoh besar mereka yang kita bahas. Karenanya berikut ini akan kita soroti tokoh yang kedua dari berbagai ulama negri yang hingga kini tak kunjung usai perselisihan diantara mereka sendiri. Hal ini tentunya membuat kita bersedih dan hanya megeluhkan keadaan kita yang lemah dan mereka yang teraniaya kepada Allah Azza wa Jalla.
Nama dan Nasabnya
Beliau adalah Abu Abdillah Syamsuddin Muhammad ibn Abi Ayyub ibn Sa’ad ibn Haryaz ibn Makki, Zainuddin Az-Zura’i kemudian Ad-Dimasyqi Al-Hanbali1.
Demikianlah hampir semua sumber yang berkisar 30 kitab menyebutkan nama dan nasabnya. Adapaun Syamsuddin (Cahaya agama) adalah laqab/ gelar yang diberikan oleh ummat pada beliau. Sedangkan Zainuddin (Penghias agama) adalah gelar untuk kakek beliau.
Pada asalnya beliau dari daerah Zura’ sebuah desa kecil dari negri Hauran yang saat ini bernama Izri’ sebelah selatan Damaskus sekitar 60 km. Dari sinilah banyak berasal para ulama dan qadhi.
Beliau merupakan putra seorang yang alim pula, ahli ibadah, memiliki keutamaan yang darinya sang anak mengambil pelajaran pertamanya.
Kelahiran dan Tersohornya
Dari kitab-kitab yang membicarakan beliau sepakat bahwa tanggal kelahiran Ibnu Qayyim adalah tahun 691 H. Ahli sejarah yang juga muridnya bernama Ash-Shafadi menyebutkan beliau lahir tanggal 7 shafar, demikian pula yang lain mengikutinya. Demikianlah beliau lahir 7 shafar 691 H. yang bertepatan dengan tanggal 4 Februari 12922.
Sang imam dikenal di kalangan ulama terdahulu dan belakangan ini dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Diantara mereka ada yang menyingkat dengan menyebut “Ibnul Qayyim” khususnya orang-orang terakhir. Namun hal ini membuat rancu dengan “Ibnul Qayyim Al-Jauzi” seorang alim lain yang hidup di Baghdad Iraq dua abad sebelumnya yaitu tahun 510-597 Hijriyah3.
Dan yang salah lagi ketika ada orang yang mengatakan Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, karena tidak sesuai dengan kaedah bahasa arab. Ditambah lagi banyaknya kemiripan nama orang-orang dengan beliau.
Guru dan Keilmuan serta Metodenya
Mengenai guru beliau, maka tidak mudah untuk menghitungnya. Dari yang terkenal adalah Ahmad ibn Taimiyah dan saudaranya Abdullah dll.
Sedangkan murid beliau yang terkenal dan menonjol adalah: al-hafizh Ibnu Katsir, Sholahuddin Ash-Shofadi, Ibnu Rajab, As-Subki dll.
Adapun madzhabnya, maka beliau mengikuti dalil dalam pembahasannya dengan meninggalkan kefanatikan yang tercela dengan menampakkan alasan yang jelas dengan mengisahkan perkataan ulama sebelumnya kemudian membandingkannya lalu mengambil yang kuat tanpa bersikap kaku dengan madzhabnya dasarnya yang dahulu. Beliau dikenal unggul dalam madzhab Hanbali dan berpegang dengan dasar-dasarnya.
Beliau amat perhatian terhadap hadits dan ilmunya, demikian pula terhadap fiqih dan nahwu (bahasa Arab) serta ilmu kalam. Sehingga ibnul ‘Imad menggelarinya sebagai: Mujtahid, Ushuli, Mufassir dan Nahwi.
Terhitung banyak karya beliau dalam berbagai cabang ilmu, diantaranya: di bidang hadits, ushuluddin, fiqih dan ushulnya, shufi dll. hingga dalam salah satu sumber tercatat ada 50an kitab4. Dari kitab-kitab tersebut ada yang tersusun dalam bait syair yang dikenal dengan nuniyah Ibnul Qayyim dan ada pula mimiyah yang isinya mensifati surga dan kenikmatannya. Diantara karyanya pula ada yang sifatnya merupakan kumpulan tanya jawab seperti Addaa’ wa Ad-Dawaa’5. Kitab-kitab Ibnu Qoyyim dikenal bahasanya bisa difahami oleh orang alim dan orang biasa.
Kesannya Terhadap Ibnu Taimiyah
Beliau berguru pada Ibnu Taimiyah dalam fiqih dan aqidah sejak kepulangan sang guru dari Mesir tahun 712 H. hingga wafatnya. Beliau terkesan dengan kebebasan mencari dan belajar. Ibnu Qayyim memperoleh banyak manfaat dari guru yang satu ini berupa ilmunya yang bermanfaat. Bahkan sang guru mengiriminya buku-buku karyanya sendiri diantaranya kaedah dalam tafsir dengan tulisan tangan.
Beliau mengikuti gurunya dalam hal menolak taqlid dan bid’ah, menyeru untuk kembali pada madzhab as-salaf ash-sholeh dengan metode yang lunak.
Akhlak dan Ketaqwaannya
Beliau dikenal sebagai ahli ibadah, selalu bertahajjud, berdzikir, beristighfar, membaca Al-Qur’an dan merenungkannya hingga banyak memperoleh ilmu dan berhasil memperoleh ilmu dalam membantah para filosof.
Beliau menunaikan haji berkali-kali dan menetap di Makkah, karena dahulu jarak yang ditempuh sangat jauh dan melelahkan disebabkan oleh keadaan dan kondisi jalan maupun transportasi yang mengandalkan kekuatan fisik dan hewan tunggangan. Para penduduk Makkah menyebut-nyebut ibadahnya, dengan menyatakan bahwa beliau banyak melakukan thawaf hingga membuat banyak orang kagum padanya.
Ibnu Katsir mensifatinya: Beliau orang yang bacaannya dan akhlaknya bagus, tidak pernah iri/ dengki pada seseorang. Aku adalah orang yang terbanyak menemaninya, ciri khasnya ketika shalat adalah panjang berdirinya, demikian pula ruku’ dan sujudnya hingga banyak yang komplin pada beliau, namun hal itu tidak merubah pendiriannya. Kesimpulannya beliau orang yang langka, banyak kebaikan dan akhlaknya yang bagus.
Cobaan Beliau
Beberapa kali beliau diuji kesabarannya dengan dipukuli diatas unta dengan tongkat, kemudian di penjara bersama sang guru Ibnu Taimiyah dan baru di bebaskan setelah gurunya tersebut wafat. Sedangkan beliau sendiri di penjara karena memfatwakan dilarang berziarah ke makam Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam.
Di Damaskus terdapat sebuah sekolah yang dikenal sebagai sekolah paling terkenal bermadzhab Hanbali, hingga sekarang tetap terkenal dan terletak di desa Al-Bazuriyyah yang dahulu bernama Al-Qamh. Para tetangga di dekatnya telah mencuri sebagian besar dari tanahnya hingga tinggal sedikit, lalu dijadikan tempat pengadilan hingga tahun 1327 H. Setelah itu di tutup hingga tahun 2000 M., tidak tau setelahnya apa yang dilakukan oleh zaman, apalagi pemerintahannya yang sekarang?!
Sebagian sumber menyebutkan tempat tersebut pernah terbakar pada saat terjadi kudeta di Syria, meski berusaha dimanfaatkan oleh penduduk sekitar yang masih peduli dengan dibukanya TK atau di buat mushalla sederhana.
Wafatnya
Sebelum wafatnya, beliau bercerita bahwa sebelumnya telah bermimpi bertemu dengan gurunya Ibnu Taimiyah yang mengatakan bahwa beliau setara kedudukannya dengan Ibnu Khuzaimah6.
Demikianlah beliau Rahimahullah telah mengabdikan seluruh hidupnya di jalan Islam dalam rangka menegakkan kalimat Allah, meski beliau tidak terlepas dari hasutan orang-orang yang dengki di zamannya ataupun di era sekarang sebagaimana makalah-makalah menyesatkan yang bertebaran di internet, namun bumi ini hanya akan Allah wariskan pada hamba-hamba-Nya yang sholeh sekaligus pilihan-Nya.
Beliau wafat malam kamis tanggal 13 Rajab 751 H., bertepatan dengan 23 September 1350 M. dan dishalatkan keesokan harinya usai shalat zhuhur di Masjid Damaskus Al-Jaami’ Al-Umawi kemudian di masjid Al-Jirah. Jenazahnya dishalati dan dihadiri oleh banyak orang hingga berdesakan mulai dari para hakim yang terkenal, orang-orang shaleh, orang-orang khusus dan awam. Dikebumikan di pemakaman Al-Baab Ash-Shaghiir.
————————-
1. Ar-Ruh tahqiq Yusuf Ali Budaiwi hlm. 11
2. id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Qayyim_Al-Jauziyyah
3. Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah dan wafayaat al-a’yaan 1/ 279
4. Madarij as-salikin tahqiq: Muhammad Al-Mu’tashim Billah hlm.13-14
5. Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ tahqiq Ali ibn Hasan ibn Ali ibn Abdil Hamid Al-Halabi Al-Atsari hlm.2
6. Tuhfatul Mauduud ‘inayah: Bassam Abdul Wahab Al-Jabi hlm. 16

Bibliografi:
1. Madarij as-salikin baina manaazil iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin cet. Ke-6 th. 1421 H./ 2001 M. Daar Al-Kitab Al-‘Arabi, Beirut – Lebanon.
2. Ar-Ruh tahqiq: Yusuf Ali Budaiwi cet. Ke-4 th. 1420 H./ 2000 M. Damaskus dan Beirut.
3. Haadil Arwaah ila Bilaad Al-Afraah cet. Ke-2 1406 H./ 1986 M. Daar Al-Kitab Al-‘Arabi Beirut Lebanon.
4. Tuhfatul Maudud bi Ahkaam Al-Maulud cet. Ke-2 th. 1419 H./ 1998 M. Daar Al-basyaair Al-Islamiyyah Beirut Lebanon.
5. Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ cet. th. 1421 H. Al-Haras Al-Wathani Riyadh Saudi Arabia.

One comment

  1. Al Hafidz Ibnu Qoyyim Al Jauziyah rahimahulloh beliau juga salah satu ‘ulama ahlussunnah idola saya dan kita semua kaum Muslimin , karya karya beliau sangat luar biasa :
    1. Madarijus Salikin
    2. Ad Da’ wad Dawa’
    3. ‘ilamul muwaqqiin ‘aniraabil’aalamiin
    4. Ighatsatul lahafan
    5. Zaadul ma’ad fii hadi khairil ‘ibad
    6. ‘idjtimaul juyusyil al islamiyyah
    7. Miftah daaris sa’aadah

    Kitab kitab beliau banyak ditahqiq dan ditakhrij oleh Syaikh Ali Hasan hafidzhulloh
    Semoga Alloh merahnmati beliau Ibnu Qoyyim dan membalas atas jasa jasanya untuk Islam dan kaum Muslimin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *