KAPAN HARI RAYA 1436 H ?

NU-Muhammadiyah1

HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H : JUM’AT, 17 JULI 2015 M, IN SYAA ALLAH

Alhamdulillah NU & Muhammadiyah tahun ini 1436 H. / 2015 M. akan merayakan Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1436 H. secara bersamaan, yaitu pada hari Jum’at, 17 Juli 2015 M.

Hal itu menggunakan sistem ilmu hisab “Nautical Almanac” secara manual (bukan dengan program hisab), di mana data Bulan (Moon) & Matahari (Sun) diambil langsung dari pantauan satelit ruang angkasa, yaitu “National Aeronautics and Space Administration (NASA)”.
Baru kali ini NU mau menerima hisab walaupun berdasarkan estimasi dari rukyat yg diambil beberapa hari sebelum lebaran oleh NASA

Sistem Hisab “Nautical Almanac” ini termasuk dalam kategori “Hisab Tahqiqi bil ‘Ashri / Hisab Kontemporer / Hisab Modern.
Dan sistem hisab ini paling canggih bersamaan dengan sistem hisab “Astronomical Almanac”.

Inilah rekap hasil perhitungan awal Syawal 1436 H. yg jatuh pada hari Jum’at, 17 Juli 2015 M. menurut sistem hisab “Nautical Almanac” sebagai berikut :

REKAP HASIL PERHITUNGAN AWAL SYAWAL 1436 H. / 2015 M.
(RUKYATUL HILAL: KAMIS LEGI, 16 JULI 2015 M)
MENURUT SISTEM “ALMANAK NAUTIKA / NAUTICAL ALMANAC”

AL-HASIB : KH. MUHAMMAD THOBARY SYADZILY AL-BANTANl
(KETUA LAJNAH AL-FALAKIYAH PWNU PROVINSI BANTEN)
HP: 081314 313 777 / 0857 1980 4999

Pusat Observasi Bulan (POB) : Pelabuhanratu, Sukabumi
Lintang Tempat (Ø ) : – 07 ° 01′ 44,60” Lintang Selatan
Bujur Tempat ( λ ) : 106 ° 33′ 27,80” Bujur Timur Tinggi Tempat / Elevasi  (EL) : 52,685 Meter di atas Permukaan Laut

1. Ijtima’ ( اجتماع / Konjungsi / New Moon ) akhir bulan Ramadhan 1436 H. terjadi pada hari Kamis Legi, tanggal 16 Juli 2015 M. pada pukul 08 : 24 : 00 WIB (Pagi Hari).

2. Matahari Terbenam ( غروب الشمس/ Sunset ) pada pukul 17 : 52 : 00 WIB.

3. Hilal Terbenam ( غروب الهلال / Moonset ) pada pukul 18 : 05 : 33 WIB.

4. Umur Hilal (عمر الهلال/ Age of the Crescent Moon ) = 9 jam 28 menit.

5. Tinggi Hakiki / Geosentris Hilal ارتفاع الهلال الحقيقي ) / True or Geocentric Altitude of the Crescent Moon) = 3° 38 ‘ 20,2 ” = 3,6 ° ( di atas ufuk / above horizon ).

6. Tinggi Lihat / Toposentris Hilal ( ارتفاع الهلال المرئي / Apparent or Topocentric Altitude of the Crescent Moon ) = 3° 23 ‘ 13,2 ” = 3,4 ° ( di atas ufuk / above horizon ).

7. Lama Hilal di atas ufuk (مكث الهلال فوق الأفق/ Long of the Crescent ) = 13 menit 33 detik.

8. Azimuth Matahari ( سمت الشمس / Azimuth of the Sun ) = 291° 24′ 19,74 ” atau 291,4°.

9. Azimuth Hilal ( سمث الهلال / Azimuth of the Crescent ) = 286° 38′ 57,52° atau 286,7 derajat.

10. Posisi Hilal 4° 45′ 22,22 ” atau 4,76° di sebelah Selatan Matahari Terbenam dalam keadaan miring ke Selatan sebesar 54° 32’ 39,46 ” atau 54,5 °.

11. Lebar Nurul Hilal (سمك الهلال / Crescent Widht) = 0° 22 ‘ 10,64 ” = 0,3696 Jari.

12. Berdasarkan kesepakatan para ahli hisab Kementerian Agama Republik Indonesia (RI): Ketinggian Hilal Toposentris / Mar’i tersebut di atas sebesar 3° 23 ‘ 13,2 ” atau 3,4° ( di atas ufuk ) sudah “Imkan ar-Ru’yat”, sehingga hilal kemungkinan bisa dirukyat atau dilihat dengan menggunakan teropong atau teleskop.

Dengan demikian : Awal bulan Syawal 1436 H jatuh pada hari Jum’at Pahing, tanggal 17 Juli 2015 M.

CATATAN :
Keputusan selanjutnya menunggu pengumuman hasil “Sidang Itsbat” Kementrian Agama Republik Indonesia (RI) yang akan diadakan pada hari Kamis malam Jum’at, 16 Juli 2015 M ba’da Isya

_________________________

Menag: Kemungkinan 1 Syawal 1436 H Jatuh Tanggal 18 Juli

Menag-Lukman-Hakim-Saifuddin

Jakarta, – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, apabila pada tanggal 16 Juli 2015 selepas magrib bulan atau hilal tidak terlihat karena tertutup awan, maka penetapan Idul Fitri 1436 Hijriah akan dibahas secara mendalam oleh peserta sidang isbat.

“Tapi kalau tertutup awan, mendung tebal dan tidak bisa dilihat hilalnya, maka ini yang akan dibicarakan (peserta sidang,-red),” ujar Menag Lukman Hakim Saifudin, Selasa (14/7) kemarin.

Berdasarkan perhitungan astronom atau hisab, kata Menag, hilal akan ada di atas dua derajat dari cakrawala dan memungkinkan terlihat oleh mata. Hanya cuaca yang bisa menghalangi pandangan mata untuk menyaksikannya. Jika itu terjadi, maka puasa digenapkan menjadi 30 hari atau lebaran jatuh pada 18 Juli 2015.

“Besok seperti apa hasil isbat, itu tergantung apakah 16 Juli 2015 selepas Magrib. Itu ada pelaku rukyat melihat hilal atau tidak. Kalau tampak, maka dengan sendirinya malam itu masuk 1 syawal dan besoknya Idul Fitri,” ucapnya.

Lukman menambahkan, penetapan waktu Idul Fitri sendiri dilakukan dengan memadukan dua metode. “Hisab harus dikonfirmasi dengan rukyat. Bisa dengan mata telanjang atau dengan alat bantu teleskop dan sebagainya, tapi harus terlihat,” tuturnya.

Oleh karenanya, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengatakan, agar semua umat Islam di Indonesia bisa memiliki kesamaan pandangan dalam memasuki hari raya Idul Fitri. Namun, kalaupun ada perbedaan, Lukman meminta agar perbedaan itu disikapi dengan arif.

“Kita harus menyikapi dengan arif dan bijaksana karena tentu perbedaan masing-masing memiliki landasan penjelasan masing-masing,” kata Menteri Lukman.

Seperti diketahui, Muhammadiyah telah memutuskan bahwa tanggal 1 Syawal 1436 H jatuh pada hari Jum’at (17/7). Dengan demikian, menurut Muhammadiyah, bulan Ramadhan tahun ini hanya 29 hari.

Sementara itu, NU, seperti biasanya, mendasarkan penetapan 1 Syawal pada rukyatulhilal. Meski hitungan 1 Syawal 1436 H di dalam penanggalan NU jatuh pada 17 Juli, tanggal itu tidak serta-merta ditetapkan sebagai hari raya Idul Fitri.

Tidak tertutup kemungkinan, NU menggenapkan Ramadhan menjadi 30 hari jika tim rukyat yang disebar di sejumlah daerah tidak berhasil melihat hilal.

Sedangkan sidang isbat penetapan Idul Fitri 1436 Hijriah itu sendri akan dilaksanakan secara tertutup seperti saat sidang penetapan awal Ramadhan lalu, dan pengumuman hasil isbat dilakukan lewat media massa.

(Red/A. Halim)

Sumber: Beritaempat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *