Pembantaian, pembakaran, pembunuhan, perbudakan, pengusiran dilakukan oleh bangsa Myanmar (Burma) terhadap bangsa Rohingnya yang beragama Islam. kabar itu sudah lama, bukti-bukti sudah banyak, namun entah kenapa seolah dunia sengaja menutup mata dan telinga. Seolah dunia membiarkan dan merestui perlakuan keji itu dilakukan terhadap bangsa muslim rohingnya. Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Rohinngya di Medan, Khairul SH mengatakan “Muslim Rohingya dibunuh secara massal, rumah mereka dibakar, perempuan mereka diperkosa dan anak-anak dibunuhâ€.
Untuk menyelamatkan diri, Muslim Rohingnya terpaksa melarikan diri dari negaranya dengan menggunakan perahu menuju Bangladesh, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Dari sekian yang melarikan diri sudah banyak yang mati tenggelam di laut atau diperbudak di thailan dan dibunuh.
Gelombang pengungsi Rohingya datang bergulung-gulung, Sekitar 8.000 pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh masih terapung-apung di laut setelah sebagian menyentuh bibir pantai dan diselamatkan di Aceh dan Pulau Langkawi Malaysia.
Hampir 2.000 orang-orang Muslim Rohingya dari Myanmar dan migran Bangladesh diselamatkan oleh Malaysia dan Indonesia di laut Asia Tenggara dalam dua hari terakhir (9-10 Mei 2015) sementara aktivis dan pihak berwenang memperingatkan ribuan lagi mungkin tetap terperangkap di kapal-kapal yang penuh sesak.
Minggu, 10 Mei 2015, sebanyak 600 orang tiba di pesisir Aceh dengan empat perahu dan sebanyak 1.018 orang mendarat dengan tiga perahu di utara Pulau Langkawi, Malaysia. Pejabat mengatakan banyak diantara migran itu tampak lemah dan kelaparan.
Sementara yang di Indonesia, Kabidhumas Polda Aceh, AKBP Teuku Saladin, mengatakan mereka tengah didata oleh pihak imigrasi dan kepolisian di Polres Aceh Utara. “Karena jumlah mereka banyak, mereka dievakuasi ke Gedung Olah Raga Lhoksukon di Aceh Utara,†demikian ujar Kabidhumas Polda Aceh, AKBP Teuku Saladin, kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan.
Kelompok Rohingya yang beragama Islam selama puluhan tahun menderita diskriminasi yang disetujui negara di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, yang menganggap mereka penduduk ilegal dari Bangladesh. Serangan terhadap Rohingya oleh preman Buddhis pada tiga tahun terakhir telah memicu eksodus ke negara-negara tetangga.
Wakil kepala polisi Langkawi, Jamil Ahmed mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa kelompok yang tiba Minggu terdiri dari 865 pria, 52 anak-anak dan 101 perempuan. Polisi menemukan kapal kayu besar terperangkap di pasir dalam perairan dangkal di pantai Langkawi, yang mampu menampung 350 orang, ujarnya. Hal ini berarti ada setidaknya dua kapal lain tapi belum ditemukan, tambahnya.
Jamil mengatakan seorang pria Bangladesh memberitahu polisi bahwa para pengelola kapal memberi mereka arah ke mana harus pergi saat mencapai pantai Malaysia, dan kemudian kabur dengan kapal-kapal lain. Migran tersebut mengatakan mereka belum makan selama tiga hari, ujar Jamil, menambahkan bahwa sebagian besar dari mereka lemah dan kurus.
“Kami yakin mungkin ada lebih banyak lagi kapal yang datang,” ujarnya.
Ketika keempat kapal mendekati pantai Aceh Minggu pagi, beberapa penumpang melompat ke air dan berenang, ujar Steve Hamilton, dari Organisasi Migrasi Internasional di Jakarta.
Mereka telah dibawa ke stadion olahraga di Lhoksukon, ibukota kabupaten Aceh Utara, untuk dirawat dan ditanyai, ujar AKBP Achmadi, kepala polisi Aceh Utara.
Sakit dan lemah setelah berada di laut selama lebih dari dua bulan. “Kami tidak punya makanan,” ujar Rashid Ahmed, 43, pria Rohingya yang ada di salah satu kapal. Ia mengatakan ia melarikan diri dari negara bagian Rakhine di Myanmar dengan putra sulungnya tiga bulan lalu.
Diperkirakan 7.000 sampai 8.000 orang saat ini ditahan di kapal-kapal besar dan kecil di Selat Malaka dan perairan internasional sekitarnya, ujar Chris Lewa, direktur Proyek Arakan, yang telah memantau pergerakan Rohingya selama lebih dari 10 tahun.
Pejabat dan aktivis mengatakan peningkatan migran itu terkait dengan penumpasan yang dilakukan Thailand baru-baru ini terhadap penyelundupan manusia.
Chris Lewa menambahkan bahwa razia sindikat perdagangan manusia di Thailand dan Malaysia telah mencegah makelar membawa mereka ke daratan. Beberapa masih ditahan meski setelah keluarga membayar mereka untuk dibebaskan dari kapal.
Thailand telah lama dianggap sebagai pusat perdagangan manusia wilayah Asia.
Minggu lalu, perdana menteri Thailand memerintahkan pembersihan kamp-kamp yang diduga kamp penyelundup setelah puluhan mayat migran yang diperkirakan dari muslim Myanmar dan Bangladesh ditemukan di kuburan-kuburan dangkal di selatan negara itu. Puluhan orang telah ditangkap terkait kamp-kamp itu termasuk pejabat setempat dan polisi.
Hingga akhir November 2014, terdapat 40.070 pengungsi Rohingya yang terdaftar di UNHCR di Malaysia. Adapun di Indonesia terdapat 738 pengungsi Rohingya dari Myanmar hingga akhir Februari 2015.
Ya Allah bukakan hati manusia – khususnya- di negri ini untuk bergerak menolong mereka, dan jadikan mereka bersabar, dan kembali ke jalan Agama-Mu dan mendapatkan pertolongan.
Ya Allah ampuni kami yang belum bisa mengamalkan sabda Nabi-Mu dengan maksimal:
Â
تَرَى المÙؤْمÙÙ†Ùينَ ÙÙÙŠ تَرَاØÙÙ…ÙÙ‡Ùمْ وَتَوَادّÙÙ‡Ùمْ وَتَعَاطÙÙÙÙ‡Ùمْ، كَمَثَل٠الجَسَدÙØŒ Ø¥Ùذَا اشْتَكَى عÙضْوًا تَدَاعَى لَه٠سَائÙر٠جَسَدÙÙ‡ بÙالسَّهَر٠وَالØÙمَّى
“kamu lihat orang-orang mukmin itu, dalam hal saling menyayangi, mencintai dan mengasihi seperti satu tubuh, apabila satu anggota badan mengeluh sakit maka sekujur tubuhnya juga merasakannya, tidak bisa tidur malam, dan merasa panas dingin.†(HR. Bukhari). [AH]
Sumber:
http://www.voaindonesia.com/content/pengungsi-rohingya-bangladesh-tiba-di-indonesia-dan-malaysia/2762683.html
http://www.tempo.co/read/news/2015/05/11/118665363/Kurus-dan-Sakit-Kondisi-Pengungsi-Rohingya-di-Aceh
http://www.bbc.co.uk/indonesia/multimedia/2015/05/150511_galeri_rohingya
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/12/no8jbv-pengungsi-rohingnya-di-medan-tuntut-kekejaman-dihentikan
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2015/05/150510_aceh_rohingya_kapal